Oleh: Hariyanto, S.Pd
( Guru SDN Angkatan 1 Arjasa l
Sumenep, Di banyak ruang diskusi pendidikan, istilah “tertinggal” kerap dilekatkan pada anak-anak desa. Mereka dianggap tidak secepat anak kota dalam mengikuti perkembangan teknologi, akses informasi, hingga capaian akademik. Tapi benarkah mereka tertinggal, ataukah kita yang terlalu sempit memaknai kata “maju”?
Di balik seragam lusuh, sepatu sobek, dan perjalanan kaki puluhan kilometer, anak desa menyimpan daya juang yang tak semua anak kota miliki. Mereka tak hanya belajar dari buku, tapi juga dari alam, dari kehidupan, dari keterbatasan yang membentuk ketangguhan.
Lihatlah bagaimana anak-anak di pelosok Kepulauan Kangean, misalnya. Tanpa bimbingan belajar modern, tanpa akses internet stabil, mereka tetap mampu bersaing di ajang olimpiade sains, masuk universitas ternama, bahkan menjadi doktor dan profesor. Apakah itu bukan bukti bahwa mereka sebenarnya sedang “berlari lebih jauh”?
Kita sering lupa: anak kota berlari di lintasan datar, penuh fasilitas. Anak desa berlari di jalan terjal berbatu, kadang tanpa sepatu. Maka, jika mereka sampai di garis akhir yang sama, bukankah itu artinya mereka jauh lebih kuat?
Ironisnya, sistem pendidikan nasional masih sering menggunakan standar tunggal dalam mengukur kualitas anak bangsa. Padahal, konteks geografis, sosial, dan budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan setiap anak. Dengan kata lain, anak desa diuji dengan ujian yang sama, tetapi dengan alat yang tidak setara.
Sebutan “tertinggal” seolah telah menjadi stigma turun-temurun. Padahal, jika kita lebih jeli melihat, justru dari desa-desa itulah lahir tokoh-tokoh besar yang membangun negeri ini dengan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan empati.
Sudah saatnya kita mengubah cara pandang. Pendidikan bukan sekadar tentang siapa yang lebih cepat menghafal, tetapi siapa yang lebih kuat bertahan, lebih dalam berpikir, dan lebih luas bermimpi. Dan semua itu—sering kali—justru tumbuh dari desa.
Mari berhenti menyebut anak desa sebagai tertinggal. Karena sesungguhnya, mereka sedang melampaui banyak hal yang tak terlihat oleh mata.














