PASAMAN, RELASI PUBLIK – Serah terima jabatan (Sertijab) Bupati Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), dari Sabar AS ke Welly Suhery di ruang sidang Gedung DPRD Pasaman di Lubuk Sikaping, Selasa (3/6/2025), berlangsung semarak dan meriah.
Selain ratusan masyarakat dan undangan, juga turut hadir pada kegiatan tersebut Wakil Bupati Pasaman yang baru Parulian Dalimunte, yang mendampingi Bupati Welly untuk melakukan Sertijab.
Juga tampak hadir Gubernur Sumbar
yang diwakili Kabiro Umum H Edi Dharma, anggota DPR RI H Benny Utama, dan anggota DPRD Sumbar Salamat Simamora, dan undangan lainnya.
Dengan diarak musik tradisional Minang jenis tambua oleh puluhan anak-anak, mengantarkan rombongan dari rumah dinas Bupati Pasaman menuju gedung wakil rakyat.
Di gedung DPRD, rombongan langsung disambut Tari Pasambahan yang dibawakan oleh anak’anak SD 05 Pauh Lubuk Sikaping, membuat meriahnya suasana di jantung kota Lubuk Sikaping.
Ketua DPRD Pasaman Nelfri Affandi dalam sambutannya mengatakan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman dan serah terima jabatan merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari pada tahapan Pilkada Pasaman 2024.
“Dengan telah selesainya Pilkada, kami atas nama seluruh masyarakat Pasaman dan Pemerintah daerah kabupaten Pasaman mengucapkan terima kasih kepada KPU Sumatera Barat , KPU Pasaman beserta jajaran, Bawaslu Propinsi, Bawaslu Kabupaten Pasaman,” ujarnya.
Nelfri berharap kepada masyarakat yang telah berpartisipasi menyalurkan aspirasinya di Pilkada Pasaman 2024 dapat menerima hasilnya , meskipun terdapat perbedaan pandangan dan pilihan.
Bupati Pasaman Welly Suhery menyebutkan atas nama pribadi mengucapkan terima kasih terhadap seluruh masyarakat Pasaman, dan jabatan yang disandang merupakan amanah.
Bupati Welly menyebutkan, keikutsertaanya dalam kontestasi pilkada bukan tak beralasan. “Berawal dari adanya gerakan hati terhadap permasalahan pembangunan di Pasaman,” ungkapnya.
Di antaranya, menurut Welly, kualitas sumber daya manusia yang masih rendah, pertumbuhan ekonomi yang belum inklusif dan berkelanjutan, infrastruktur yang belum merata dan berkualitas, dan belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan , ketahanan budaya dan ekologi. (spa)














