SUMBAR, RELASI PUBLIK – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tengah mengembangkan program unggulan Nagari Creative Hub sebagai solusi inovatif untuk mendukung pelaku UMKM serta mengoptimalkan berbagai potensi lokal yang dimiliki setiap daerah. Program ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan terobosan di tengah keterbatasan anggaran.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menyoroti masih adanya pola pikir konvensional di kalangan birokrasi, yang kerap menjadikan keterbatasan anggaran sebagai alasan utama untuk tidak menjalankan program-program pembangunan.
“Biasanya kalau kita datang ke masing-masing dinas, jawabannya selalu ‘tidak ada uang, tidak ada anggaran’. Itu pola pikir yang sudah sangat konvensional,” ungkap Vasko.
Menurutnya, tantangan tersebut harus dihadapi dengan pendekatan baru yang lebih inovatif, terutama mengingat tingginya ekspektasi masyarakat di era keterbukaan informasi saat ini.
“Masyarakat saat ini menuntut kita agar semua berjalan dengan baik. Bila tidak, kita dianggap tidak bekerja. Karena itu, aparatur pemerintah perlu memperkuat pola pikir inovatif,” jelasnya.
Program Nagari Creative Hub, yang dikembangkan bersama Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, dirancang untuk merangkul seluruh potensi lokal di tingkat nagari serta memberikan dukungan kepada pelaku UMKM melalui pendekatan digital.
“Pola perekonomian di Sumbar ini sangat unik. Kita mendorong masuknya investasi besar, namun tetap menjaga buffer ekonomi melalui penguatan UMKM digital. Ini adalah bentuk keseimbangan yang terus kita jaga,” ujar Vasko.
Ia juga menyinggung keunggulan Sumbar dari sisi ketimpangan ekonomi, dengan indeks gini ratio yang tergolong rendah secara nasional, yakni 0,287.
“Coba kita lihat gini ratio Sumbar, 0,287 — salah satu yang terendah di Indonesia. Bahkan, masyarakat yang kurang mampu di sini masih bisa makan dan hidup layak. Ini tidak semua daerah punya kondisi seperti itu,” terang Wakil Gubernur.
Fenomena tersebut, menurutnya, menjadi dasar penting dalam penyusunan strategi pembangunan ekonomi daerah. Vasko menekankan perlunya keseimbangan antara investasi besar dengan perlindungan terhadap masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Jadi saat kita mendorong masuknya investasi besar ke Sumbar, kita juga wajib menjaga fondasi sosial ekonominya. Inilah pentingnya buffer, dan di sinilah UMKM serta potensi lokal berperan,” jelasnya.
Melalui Nagari Creative Hub, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ingin memperkuat ekonomi lokal dengan menggali dan mempromosikan keberagaman potensi di setiap nagari.
“Jangankan di setiap kabupaten/kota, bahkan di tiap nagari pun punya potensi lokal yang khas. Inilah yang ingin kita tunjukkan kepada dunia: kekuatan lokal kita, yang didorong dengan pendekatan digital dan inovatif,” pungkas Vasko.














