DENPASAR, RELASI PUBLIK – Hj. Nevi Zuairina, anggota Komisi VI DPR RI, menegaskan pentingnya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Bali agar memiliki standar internasional. Dalam kunjungan resesnya ke Bali, Nevi menyoroti beberapa aspek krusial yang harus dipersiapkan untuk memastikan KEK Sanur menjadi pusat kesehatan dan pariwisata yang unggul.
Anggota Badan DPR ini meminta kepada Kementerian BUMN melalui PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang telah memulai pembangunan Bali International Hospital (BIH) di KEK Sanur, agar melakukan langkah strategis agar KEK di Bali menjadi rujukan masyarakat Indonesia. Menurutnya, BIH, yang berkolaborasi dengan Mayo Clinic dari Amerika Serikat, diharapkan menjadi rumah sakit bertaraf internasional yang menyediakan layanan kesehatan terbaik bagi turis asing dan domestik.
“BIH harus mampu memberikan layanan kesehatan yang setara dengan rumah sakit terbaik di dunia. Pusat keunggulan seperti Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterology, dan Orthopedy harus dilengkapi dengan teknologi canggih dan layanan Medical Check Up serta diagnostic center yang memadai,” ujar Nevi. Rumah sakit ini diharapkan mulai beroperasi pada September 2024.
Politisi PKS ini juga menekankan pentingnya persiapan sumber daya manusia (SDM) medis dan non-medis di KEK Sanur. “PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) harus memastikan rekrutmen tenaga medis dan non-medis yang profesional dan terkenal. Kolaborasi dengan lembaga pengelola kesehatan dari luar negeri perlu diimbangi dengan persiapan SDM lokal yang berkualitas,” tambahnya.
Dalam upaya mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, KEK Kesehatan Sanur diharapkan dapat menjadi alternatif utama. “Dengan adanya BIH, kita bisa menghemat devisa yang selama ini keluar untuk biaya pengobatan di luar negeri. Pelayanan dan biaya di BIH harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat kita,” kata Legislator asal Sumatera Barat II ini.
Selain itu, Nevi juga meminta PT IHC untuk melakukan promosi yang masif. “Promosi RS BIH harus dilakukan secara optimal di negara-negara yang warganya sering berlibur ke Bali. Sehingga, pada saat peresmian nanti, rumah sakit ini sudah dikenal dan bisa beroperasi dengan maksimal,” ujarnya.
Nevi juga menekankan pentingnya pengaturan pariwisata yang berkelanjutan. “Pengembangan pariwisata harus dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata, pelestarian lingkungan, dan budaya. Kerjasama antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal harus terus ditingkatkan,” kata Nevi.
Dengan berbagai persiapan tersebut, Nevi berharap KEK Kesehatan di Bali dapat menjadi pusat layanan kesehatan dan pariwisata yang unggul dan berstandar internasional, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.