Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Gubernur Mahyeldi Buka Seminar Perhorti dan Vouch Riset serta Inovasi Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani Sumbar

1241
×

Gubernur Mahyeldi Buka Seminar Perhorti dan Vouch Riset serta Inovasi Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani Sumbar

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sumbar saat memberikan sambutan Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI) 2023 di Hotel Pangeran Beach Padang, Senin (9/10/2023). (Foto dok adpsb/nov)

PADANG, RELASI PUBLIK – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menekankan peran penting sektor pertanian hortikultura di Sumbar sebagai penyangga ketahanan pangan, sumber pendapatan petani dan daerah, serta penyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, riset dan inovasi sangat diperlukan agar Sumbar memiliki lebih banyak varietas unggul hortikultura yang akan meningkatkan kesejahteraan petani.

Hal ini disampaikan Gubernur dalam sambutannya saat menghadiri Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI) 2023 di Hotel Pangeran Beach Padang, Senin (9/10/2023). Mahyeldi berharap agar kolaborasi dan sinergi antar lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) terus dilakukan untuk menghasilkan riset dan inovasi terbaik.

“Dengan riset dan inovasi, akan tercipta varietas-varietas unggul hortikultura yang mudah dibudidayakan dan bisa menghasilkan lebih maksimal. Dengan demikian, pendapatan petani dan daerah dapat meningkat,” ujar Mahyeldi.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, tambahnya, telah menetapkan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMD Tahun 2021-2026. Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi digelarnya seminar nasional hortikultura di Sumbar, yang dihadiri oleh para pakar dan pemerhati hortikultura yang tergabung dalam PERHORTI.

“Terlebih, dalam seminar nasional ini akan dibahas segala hal yang berkaitan dengan inovasi dalam pengembangan hortikultura unggulan. Kami meyakini bahwa peran pakar dan pemerhati hortikultura sangat penting dalam memberikan ide, gagasan, dan pemikiran inovatif dalam pengembangan hortikultura unggulan daerah untuk bersaing di pasar nasional dan global,” kata Mahyeldi lagi.

Mahyeldi menjelaskan bahwa kemajuan ekonomi Sumbar sangat bergantung pada aktivitas pertanian, perikanan, dan kehutanan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan berkontribusi sebesar 21,20 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar.

“Sementara itu, kontribusi komoditi hortikultura sekitar 13,30 persen dari kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan tersebut,” ungkapnya lagi.

Berdasarkan analisis hasil produksi di Sumbar, produksi komoditi bawang merah, cabe keriting, kubis, terung, kentang, durian, alpukat, jengkol, petai, jeruk, dan manggis di Sumbar jauh melebihi jumlah produksi komoditi hortikultura serupa di provinsi lain di Sumatera. “Kita lebih unggul, itulah mengapa peran petani sebagai produsen sangat penting,” ucapnya lagi.

Selain itu, tambahnya, berdasarkan data BPS Sumbar tahun 2019, diperkirakan jumlah rumah tangga petani yang mengembangkan komoditi hortikultura di Sumbar sekitar 294.596 rumah tangga atau sekitar 42,09 persen dari total rumah tangga petani/nelayan di Sumbar.

Produksi komoditi hortikultura unggulan Sumbar antara lain, bawang merah dengan luas lahan panen 14 ribu hektar (ha) dan produksi 212 ribu ton, cabe keriting dengan luas panen 12 ribu ha dan produksi 123 ribu ton, manggis dengan luas panen 122 ribu ha dan produksi 20 ribu ton, serta jeruk dengan luas panen 30 ribu ha dan produksi 374 ribu ton.

“Mengingat potensi sub-sektor hortikultura sangat penting, Pemprov Sumbar mengalokasikan 10 persen dari total APBD untuk pertanian, perikanan, dan kehutanan, termasuk untuk pengembangan komoditi hortikultura unggulan. Ini adalah bentuk keseriusan kami kepada petani kategori kecil, yang memerlukan pemberdayaan maksimal dari pemerintah,” kata Gubernur menambahkan.

Upaya pemberdayaan maksimal melibatkan peran swasta, Perguruan Tinggi, hingga LSM. Sementara itu, menurut data BPS Tahun 2019, sekitar 60,59 persen petani Sumbar berumur di atas 45 tahun, dan sekitar 76,77 persen petani hanya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah.

“Selain itu, kepemilikan sumber daya lahan pertanian juga masih kecil di Sumbar, sekitar 75 persen petani memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar. Kondisi petani seperti ini tentu membutuhkan kebijakan pembangunan yang responsif,” ucapnya menutup. (adpsb/nov)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *