Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMANASIONALTERBARU

Refleksi Maulid Nabi, WBP Rutan Perempuan Surabaya Teladani Akhlak Rasulullah

201
×

Refleksi Maulid Nabi, WBP Rutan Perempuan Surabaya Teladani Akhlak Rasulullah

Sebarkan artikel ini
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Rutan Perempuan Surabaya, di Porong Sidoarjo. (Foto dok/Redho)

SIDOARJO, RELASI PUBLIK – Kanwil Kemenkumham Jatim terus melakukan penguatan kerohaniaan warga binaan pemasyarakatan (WBP). Termasuk dalam momen peringatan maulid nabi Muhammad SAW kali ini (28/9).

Hal tersebut dijawantahkan dalam bentuk pengajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad di lapas/ rutan jajaran instansi yang dipimpin Heni Yuwono itu. Salah satunya adalah di Rutan Perempuan Surabaya di Porong, Sidoarjo.

“Setiap ada momen keagamaan, kami dorong lapas dan rutan untuk dijadikan sebagai media untuk memperkuat aspek kerohaniaan,” ujar Heni.

Harapannya, dengan rohani yang kuat, WBP bisa lebih ikhlas menjalani pembinaan di dalam lapas dan rutan.

“Sehingga gangguan kemanan dan ketertiban bisa diminimalisir,” tuturnya.

Sementara itu, suasana peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Rutan Perempuan Surabaya berjalan dengan khidmat. Para WBP muslim diajak untuk merefleksikan akhlak rasulullah.

“Kami mengajak WBP agar bisa mengenal, lebih dekat dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW,” ujar Karutan Perempuan Surabaya Amiek Diyah Ambarwati.

Selain itu, pihak rutan juga mengadakan lomba ceramah dan qiraah bagi WBP. Masing-masing perwakilan kamar pun berlomba untuk menjadi yang terbaik di depan para juri.

“Dari sini kita bisa lihat warga binaan ternyata mampu dan berani berbicara di depan umum. Selain menambah ilmu pengetahuan, lomba ceramah dan qiraah ini menjadi salah satu cara jitu bagi warga binaan dalam mempelajari Alquran dan hadis,” terang Amiek.

Selama ini, lanjut Amiek, para WBP dibimbing untuk mempelajari Al-Qur’an dan hadis. Salah satu WBP yang mengikuti program tersebut adalah A. Di usianya yang tak lagi muda, wanita ini tetap gigih untuk mempelajari Al-Qur’an.

Sebelumnya, A sama sekali tidak bisa membaca iqra’. Namun dengan semangatnya, di bawah bimbingan para pembina keagamaan, A bisa menyelesaikan iqra 1 hingga iqra 6.

“Alhamdulillah sekarang sudah mulai belajar untuk membaca Al-Quran,” ujar A sambil terisak. (redho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *