PADANG, RELASI PUBLIK – Kegiatan pilar-pilar sosial yang diinisasi Ketua DPRD Sumbar, Supardi resmi ditutup secara keseluruhan, Kamis malam (7/9) di Hotel Pusako, Bukittinggi. Total sudah ada 1.300 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni dari angkatan 1 hingga 13.
Sebanyak 1.300 peserta tersebut adalah penggiat sosial, tokoh masyarakat dan unsur lainnya yang berasal dari Limapuluh Kota. Dengan telah selesainya mereka mengikuti kegiatan pilar-pilar sosial diharapkan mereka bisa menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan persoalan sosial di tengah masyarakat.
Saat penutupan keseluruhan kegiatan pilar-pilar sosial tersebut, dilaksanakan pula pertemuan pilar-pilar sosial angkatan terakhir, yakni angkatan ke-13. Peserta yang mengikutinya berasal dari Limapuluh Kota. Selain Ketua DPRD Sumbar, Supardi, turut hadir pula Kepala Dinas Sosial Sumbar Arry Yuswandi, Ketua Tim Pelaksana PSPKKM M. Sampurno dan Dinas Sosial Limapuluh Kota yang diwakili Kabid Gusni Elvira.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Sumbar, Supardi mengatakan baru-baru ini ia menerima informasi tentang masalah gangguan jiwa juga. Bahkan di rumah sakit jiwa Bengkulu dan Riau sebagian besar diisi oleh pasien asal Minangkabau. Begitu pula dengan penyakit kanker, tak sedikit pula urang Minang yang menjadi penderitanya, penyebabnya salah satunya adalah pestisida.
“Ini merupakan persoalan lain di yang harus dicarikan penyebab dan solusinya,” ujar Supardi.
Selain dua permasalahan itu, persoalan sosial yang selama ini terjadi pun masih belum bisa diatasi sepenuhnya, seperti penyalahgunaan narkoba, LGBT, seks bebas, tawuran, pengangguran dan sebagainya.
“Persoalan sosial ini tak bisa diatasi oleh pemerintah saja, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota tak akan sanggup. Perlu peran aktif dari masyarakat untuk mengatasinya,” papar Supardi.
Jika tidak diatasi, menurut Supardi, maka persoalan sosial ini akan menjadi semakin parah. Misalnya seperti gangguan jiwa. Hal ini dikarenakan tuntutan zaman telah berbeda.
“Pada hari ini anak-anak terbiasa dengan hal instan. Alhasil ini memengaruhi psikologis. Mereka harus diajari mengikuti proses, sehingga secara mental akan lebih kuat,” katanya.
Belum lagi, tambah Supardi kecanggihan teknologi membuat informasi lebih banyak diterima, ini ikut mempengaruhi. Teknologi juga tak mengajari masalah kepekaan sosial, hal ini menurutnya harus terus diajarkan.
“Kecanduan gadget, hp salah satunya mengakibatkan gangguan psikologis. Sehingga perlu pencerdasanndi tengah masyarakat tentang pentingnya filter dalam penggunaan gadget,” ujarnya.
Kemudian pengangguran, yang jika tidak ada antisipasi di masyarakat akan mengakibatkan banyak kriminalitas. Begitu pula dengan LGBT yang semakin marak dan perlu solusi bersama.
“Saya berharap dengan mengikuti kegiatan pilar-pilar sosial ini semakin banyak upaya bersama di tengah masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sosial ini. Susah 1.300 orang yang ikut kegiatan ini dan tentu akan memberikan gerakan nyata,” ujarnya.
Pada para penggiat sosial masyarakat (PSM), Supardi meminta untuk tetap semangat mengajak seluruh masyarakat lainnya bersama-sama meningkatkan kepedulian, pengawasan di lingkungan masing-masing. Sehingga persoalan sosial bisa dibendung.
Kepala Dinas Sosial Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan pilar adalah tonggak. Untuk menguatkan sosial masyarakat maka pilar-pilarnya harus diperkuat.
“Untuk itulah kegiatan ini diinisiasi Ketua DPRD yakni menguatkan pilar-pilar sosial di tengah masyarakat. Sehingga persoalan-persoalan sosial yang ada di masyarakat bisa diatasi,” katanya.
Peserta kegiatan pilar-pilar sosial, terutama PSM diharapkan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi pada persoalan sosial di tengah masyarakat.
Arry mengatakan elemen-elemen pilar-pilar sosial diharapkan bisa membantu masyarakat yang PPKS keluar dari permasalahan mereka.
“PPKS ini adalah pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial. Yakni perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar,” katanya.
Sebanyak 1.300 peserta yang telah mengikuti kegiatan pilar-pilar sosial ini diharapkan mampu membantu PPKS tidak lagi menyandang status PPKS.
Ia mengatakan, pemerintah tentu membantu PPKS ini Namun dengan bantuan masyarakat, terutama elemen pilar-pilar sosial maka akan lebih cepat permasalahan teratasi.
“Mari bersama kita bantu PPKS ini,” ajaknya. (Rilis)