BATUSANGKAR — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menghadiri acara Sosialisasi Pembiayaan Ultra Mikro dan Launching Program Literasi Usaha Mikro (UMi) AMBO di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (26/7/2023).
Gubernur Mahyeldi mengapresiasi program UMi AMBO yang diinisiasi oleh Pemkab. Tanah Datar tersebut. Ia menilai, itu bisa menjadi solusi untuk akses permodalan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Langkah Pemkab. Tanah Datar ini bagus, untuk menumbuhkembangkan UMKM lokal. Terutama terkait akses pembiayaan, ini bisa jadi solusi,” ujar Gubernur Mahyeldi.
Mahyeldi menuturkan, hampir 3 tahun Pandemi Covid-19 melanda dunia tak terkecuali Indonesia. Banyak sektor yang terdampak akibat itu, terutama di awal tahun 2020 lalu.
Salah satu akibatnya, ribuan pelaku usaha ultra mikro di Sumbar mengalami kesulitan dalam mengelola operasional usahanya. Gubernur menyebut, secara psikologis mereka sulit untuk bangkit karena memiliki banyak keterbatasan. Sehingga memerlukan upaya lebih kreatif dari pemerintah dalam mengatasinya.
“Alhamdulillah kini hadir program UMi AMBO, semoga UMKM Sumbar bisa bangkit kembali,” harap Gubernur Mahyeldi.
Selain itu ia juga menilai, lahirnya program semacam ini, bisa meminimalisir potensi para pelaku UMKM ultra mikro terjebak kedalam praktik rentenir.
Gubernur Mahyeldi menyebutkan, saat ini total UMKM di Sumbar mencapai 593.100 unit yang terdiri dari, usaha mikro sebanyak 531.350 unit (89,59%), usaha kecil sebanyak 53.431 unit (9,01%) dan usaha menengah sebanyak 7.900 unit (1,33%).
“Kita berharap program UMi AMBO ini bisa tersosialisasi secara masif, agar bisa dinikmati secara menyeluruh karena lebih dari setengah penduduk Sumbar itu, bergerak di sektor usaha mikro,” sebutnya
Ia mengaku, untuk menstimulus UMKM yang terdampak Pandemi Covid-19, Pemprov Sumbar telah telah mengucurkan APBD Provinsi Sumbar sebesar Rp6,5 Milyar melalui Dinas Koperasi dan UKM Sumbar yang bekerja sama dengan Bank Nagari.
Stimulus tersebut diberikan dalam bentuk subsidi bunga/margin/bagi hasil terhadap setiap pelaku usaha kecil yang melakukan pinjaman ke Bank Nagari.
“Semoga dalam waktu dekat, akan segera menyusul UMi-UMi lainnya di Sumbar, sehingga kebutuhan pembiayaan UMKM dapat teratasi secara masif,” tukuknya.
Sementara itu, Bupati Tanah Datar, Eka Putra menyampaikan praktik rentenir dan sejenisnya telah menyebabkan masyarakat susah ke luar dari kesulitan ekonomi, bukannya menjadi solusi, itu malah makin menyulitkan.
“Program Literasi UMi AMBO ini kita gagas untuk menjauhkan masyarakat dari praktik rentenir dimana nantinya akan disalurkan melalui BUMNag dan Koperasi,” sebut Bupati.
Bupati menjelaskan, untuk menjauhkan masyarakat dari jeratan rentenir, selain dengan menghadirkan program UMi AMBO, pihaknya juga telah meluncurkan Program Makan Rendang.
Dimana melalui program makan rendang ini, para pelaku UMKM ataupun masyarakat Kab. Tanah Datar bisa mendapatkan pinjaman maksimal Rp10 juta dengan bunga 3% pertahun, tanpa syarat agunan tambahan, cukup dengan bukti memiliki usaha yang layak untuk dibiayai.
“Kita sangat serius dalam menekan praktik rentenir di Kab. Tanah Datar. Alhamdulillah kita telah luncurkan 2 program untuk mendukung upaya tersebut, Yakni Program Makan Rendang dan UMi AMBO,” ungkapnya.
Selain itu, Ismed Saputra Direktur Pusat Investasi Pemerintah menyampaikan Pembiayaan UMi merupakan program prioritas nasional yang dikelola Kementerian Keuangan melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) peruntukannya khusus untuk usaha mikro.
“UMi hadir sebagai penyalur biaya untuk para pelaku usaha yang baru memulai usahanya,” ucap Ismed.
Ia berharap, program UMi AMBO dapat menjadi solusi untuk penguatan ekonomi masyarakat di bidang UMKM.
Tampak hadir dalam Sosialisasi dan Launching Program Literasi UMi AMBO tersebut, Syukriah HG Kepala Perwakilan Kementrian Keuangan RI Sumbar, Kepala Biro Perekonomian Prov. Sumbar, Ria Wijayanti. Kepala Biro Adpim Prov. Sumbar, Mursalim dan para UMKM lainnya. (adpsb)