SUMBAR, RELASIPUBLIK–Ketua DPRD Sumbar, Supardi menemui masyarakat dalam kegiatan penyuluhan keliling Dinas Sosial pada dua tempat berbeda, Rabu (7/9/2022).
Pada pagi hari pertemuan dengan masyarakat Tanjung Pauh, Payakumbuh Barat dan pada siang hari pertemuan dengan masyarakat Padang Alai Bodi, Payakumbuh Timur.
Kegiatan tersebut merupakan program Dinas Sosial Sumbar yang telah diagendakan secara berkelanjutan sejak April hingga akhir Tahun 2022.
Pada kesempatan tersebut, Supardi juga memaparkan tentang padatnya agenda yang dirinya laksanakan sebagai Ketua DPRD Sumbar beberapa hari terakhir.
Selain menghadiri kegiatan penyuluhan keliling di dua tempat pada Kota Payakumbuh. Berturut-turut pada hari-hari sebelumnya Supardi membuka acara kejurnas Pencak Silat di Payakumbuh, acara digitalisasi pendidikan SMA di Bukittinggi. Kemudian yang tak kalah penting adalah agenda pertemuan dengan manajemen PT Semen Indonesia Group (SGI) di Jakarta. Pertemuan ini demi mengupayakan dana sumbangan pihak ketiga untuk menambah kas daerah pada APBD Sumbar.
Agenda-agenda tersebut telah dijadwalkan sejak jauh-jauh hari. Sehingga kecil kemungkinan untuk dibatalkan. Ini pulalah yang membuat dirinya sebagai Ketua DPRD Sumbar tidak bisa menemui para mahasiswa yang berunjuk rasa pada Rabu (7/9/2022) di gedung dewan.
“Namun sudah saya pastikan saya akan menemui mahasiswa pada hari Jumat 9 September nanti,” tegasnya.
Saat acara penyuluhan keliling tersebut Supardi mengatakan adanya kecenderungan peningkatan level stres dan amarah yang dirasakan masyarakat karena berbagai kondisi yang telah terjadi, terutama generasi muda. Hal inilah yang disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya tawuran pelajar Kota Padang baru-baru ini.
Supardi juga mminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit masyarakat (pekat) seperti lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan narkotika pasca pandemi Covid-19.
“Usai Pandemi Covid-19 melanda, terjadilah pergeseran nilai-nilai sosial di tengah masyarakat, sehingga diduga angka penyalahgunaan narkotika dan perilaku menyimpang LGBT pun meningkat. Hal itu harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, Tahun 2022 merupakan masa peralihan usai pandemi covid melanda. Dua tahun lalu, masyarakat hidup dalam pembatasan secara sosial hingga ekonomi.
Dia menilai dampak dari pergeseran sosial di Sumbar mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, sehingga kenakalan remaja pun ikut diprediksi ikut bertambah.
Tak hanya itu, lanjut Supardi, penyalahgunaan narkotika dan LGBT sangat menjadi sorotan, secara statistik angkanya cenderung naik pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, termasuk Payakumbuh.
“Ranah Minang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), miris bila tingkat perilaku menyimpang seperti LGBT tinggi di daerah ini. Jangan biarkan perilaku menyimpang tersebut berkembang baik di Kota Payakumbuh, maupun di Sumbar umumnya,” imbaunya.
Pria kelahiran Kota Payakumbuh ini menyebutkan, ada hal yang lebih bahaya mengancam kelangsungan generasi muda dari bahaya narkotika, yaitu menghisap lem.
Praktek ini cukup berkembang pada setiap daerah, lantaran mendapatkan barang tersebut cukup mudah dan harganya pun terjangkau. Meski demikian, kerusakan yang ditimbulkan 10 kali lipat dari kerusakan pengguna narkoba.
“Karena lem belum diatur pada sumber hukum kita, maka penggunaannya belum bisa diproses secara hukum,” katanya.
Disamping itu, menurut Supardi terjadi pula banyak dinamika sosial pasca Covid-19. maka dari itu harus diantisipasi dengan cara membuka forum masyarakat melalui penyuluhan sosial.
Hal ini juga diakomodir oleh Dinsos Sumbar dan Kota Payakumbuh, usai penyuluhan selesai maka masyarakat ini yang menjadi garda terdepan, dalam menekan angka kenakalan remaja.
“Penangan penyakit masyarakat di daerah berbeda-beda, maka dari itu sasaran dari penyuluhan harus jelas,” katanya.(*)