JAKARTA, RELASIPUBLIK – Kekerasan terjadi di Swedia beberapa hari ini dipicu politikus garis keras yang dipimpin Rasmus Paludan pada serangkaian demontrasi di beberapa kota Swedia berujung dengan dibakarnya kitab suci umat Islam.
“Sebagai negara yang berpopulasi muslim terbesar didunia hal ini jangan sampai menjadi angin buruk akan ketoleransian di Indonesia” harap Senator Alirman Sori, Selasa (19/ 04/ 2022).
“Rasmus Paludan adalah seorang politikus yang termasuk anti Islam dan menggunakan Islamophobia dalam mencari dukungan akan massa guna kepopuleran partainya. Padahal PBB pada tahun 2022 sudah mengajak untuk memerangi sikap Islamophobia,” ungkap Senator asal Sumatera Barat ini.
“Hal dilakukan oleh Rasmus Paludan pada bulan suci Ramadhan menggugah emosi muslim dunia khususnya muslim Indonesia, karena pada bulan ini diperingati malam Nuzulul Quran. Dimana disebutkan sebagai malam istimewa karena kitab suci Al Quran turun pertama kalinya kebumi,” terangnya.
Lanjutnya, Adapun surat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut diturunkan saat Nabi Muhammad SAW bertafakur di Gua Hira.
“Al-Quran tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad sekaligus dalam satu kitab. Al-Quran diturunkan secara bertahap menurut tuntutan peristiwa yang melatarbelakanginya,” papar Senator DPD RI ini.
Terkait dengan peristiwa pembakaran kitab ini Alirman Sori mengajak muslim Indonesia baik yang berada disini maupun di luar negeri untuk dapat menahan diri.
“Kita sebagai muslim terbesar di dunia jangan sampai terprofokasi dengan aksi-aksi yang merusak ketoleransian. Marilah kita jalani Ibadah di Ramadhan ini dengan kebesaran dan kelapangan hati. Terkait hal ini pemerintah lewat Kementrian Luar Negeri dan KBRI Stockholm sudah menghimbau WNI dan diaspora Indonesia di Swedia untuk tetap waspada serta tidak mudah terpancing melakukan tindakkan yang melanggar hukum setempat,” pungkasnya. (MC / Tim)