PADANG, RELASIPUBLIK—-Pilkada Sumbar mulai masuk pada frase detik-detik cinta menyentuh, sampai pertengahan Agustus Parpol pengusung sudah menyiapkan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada Sumbar 2020.
Memaknai istilah media sosial yakni Following artinya mengikuti atau Follower diikuti, istilah ini di Pilkada bisa disebut mengusung atau mendukung.
Kekinian jelang pendaftaran Paslon Pilkada ke KPU Sumbar bisa dikatakan tiga Paslon sudah di-follower oleh Parpol. Ada empat Parpol yang masih antara jadi Follower atau cukup following (mendukung) saja di Pilkada Sumbar.
Banyak kalangan di Sumbar menantikan apakah Partai Golkar, Nasdem dan PDI Perjuangan atau mungkin juga PKB hanya menjadi following di Pilkada Sumbar.
Yaitu mendukung Paslon yang sudah diusung (di-follower Parpol lain,res), menarik disimak hingga Agustus mendatang.
“Tidak mungkin partai setenar dan sesolid Partai Golkar hanya menjadi following di pentas demokrasi Pilkada Sumbar,”ujar Erdi warga Jati di sebuah kedai kopi di Jalan Taduah Minggu 26/7.
Banyak kalangan di Sumbar berpendapat demikian Partai Golkar, PDI Perjuangan dan Nasdem termasuk PKB akan membangun koalisi, karena sama menjadi Parpol pemerintahan di Pusat.
Tiga Paslon yang dipastikan diusung Parpol sampai hari ini : Nasrul Abit-Indra Catri (Partai Gerindra: 14 kursi DPRD Sumbar). Mahyeldi-Audy (PKS-PPP dengan 14 kursi di DPRD Sumbar). Terus hari ini Mulyadi-Ali Mukhni (Demokrat-PAN dengan 20 kursi di DPRD Sumbar). Faldo-Febby (PKB dengan tiga kursi).
“Itu Parpol yang menjadi follower di Pilkada Sumbar 2020 jika tidak ada ‘gempa politik besar’ jelang pendaftaran ke KPU Sumbar September nanti,”ujar Kolumnis Politik Sumbar Novrianto Minggu sore di GOR Agus Salim Padang.
Bagaimana dengan Partai Golkar, Partai Nasdem dan Partai PDI Perjuangan, yang infonya masih membuka diri untuk tokoh dan figur maju Pilkada Sumbar.
Partai Golkar sebagai Parpol historis demokrasi dan pemilik suara pemilih tradisionil terbesar di Sumbar, platform Golkar dikenal publik sangat tidak mau sebagai ‘tukang sorak’, following atau pendukung Paslon yang telah diusung Parpol lain.
“Partai Gokar apapun bentuk pesta politik sepanjang saya tahu, pasti selalu menjadi sentral politik dan sentral kebijakan di Sumbar, itu dari dulu hingga sekarang. Partai Golkar selalu mendominasi pesta politik,”ujar Novrianto yang juga Koordinator Forum Wartawan Parlemen Sumbar ini.
Tapi sampai Minggu ini Partai Golkar buat publik gusar dan bertanya-tanya kemana bendera tempur ditancapkan Parpol tersebut.
Kini publik anggap cukup bagi Golkar sebagai following di Pilkada atau menginisiator adanya Koalisi mengusung calon misalnya Faldo-Febby atau ada Paslon lain disiapkan Golkar dengan Parpol hari ini berstatus following tadi.
“Tunggu dulu, ada kata bijak di politik yakni last minute, saya yakin Parpol Golkar akan membangun koalisi dengan 14 atau 17 kursi di DPRD Sumbar,”ujar Wardi di Jalan Taduah.
Mestinya Partai Golkar, PDI Perjuangan dan Partai Nasdem memperkuat Paslon yang dideklrasikan PKB yakni Faldo-Febby dengan pola adaptasi kehidupan baru yaitu semua Parpol adalah follower dari Paslon Faldo-Febby. Tidak ada yang berjasa terkait ini, dimulai lagi dari nol kilometer.
“Kalau kesepahaman itu terbangun, maka elite PKB, Golkar, Nasdem dan PDI Perjuangan di pusat, yang sering ketemu di Istana Negara tinggal salam kompak berempat maka Faldo-Febby masuk itu barang,”ujar Idrus sambil tersenyum.
Empat Parpol ini di Sumbar oleh pemilih sudah dilabel sebagai Parpol pendukung Presiden Jokowi dan Wapres Kiyai Ma’ruf Amin. Meyakinkan pemilih bahwa pembangunan Sumbar lima tahun kedepan semakin kencang jika Cagub dan Cawagub diusung empat Parpol ini menang di Pilkada Sumbar Desember.
Diskusi Kedai Kopi jelang sore pun mewanti-wanti PDI Perjuangan yang mesti memikirkan agenda politik jauh kedepan.
“Kalau hanya menjadi following di Pilkada Sumbar maka PDI Perjuangan akan kesulitan bersinar di Pemilu dan Pilpres kedepan di Sumbar,”ujar Erdi lagi.
Terus bagaimana pula dengan Partai Nasdem banyak kalangan pemilih berharap, untuk Pilkada Sumbar Nasdem sekali ini, partai dengan founding fathernya Surya Paloh harus memutar otak untuk menancapkan kaki di kekuasaan Provinsi Sumbar.
“Pilihan menjadi follower bagi Golkar, PDI Perjuangan dan Nasdem hanya dua mantake over Faldo-Febby menjadi Paslon Koalisi, atau mencari Paslon baru. Terserah apa nama koalisinya yang pasti pembangunan Sumbar lima tahun kedepan dibackup full oleh pemerintah pusat. Atau sekedai following dengan menjadi Parpol pendukung di Pilkada Sumbar 2020,”ujar Novrianto.**