PADANG, RELASIPUBLIK – Kanker sudah menggerogoti banyak saudara-saudara kita dan juga sudah banyak korban berjatuhan. Kanker merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Semua kita pun beresiko menjadi pasien kanker.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam sambutan sebagai inspektur upacara di SMA 1 Padang dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Kanker Sedunia Nasional Di Sumbar, Senin (3/2/2020).
Gubernur juga mengatakan, Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) diperingati setiap tanggal 4 Februari. Pertama kali dicanangkan dan dimulai pada tahun 2000 oleh UNESCO di Paris. Tahun 2019-2021 jargon yang diangkat adalah ”saya adalah dan saya akan” (I Am and I Will). Tema ini bermakna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.
” Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama dengan Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) menggelar peringatan World Cancer Day secara nasional dimana pada tahun ini dipusatkan di Sumatera Barat, setelah sebelumnya dilaksanakan di Semarang dan Makassar, yang dalam hal ini tentu melibatkan Pemerintah Daerah Sumatera Barat”, ujarnya
Irwan Prayitno berdasarkan data kanker internasional, terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23.
“Jika dahulu penyebab kematian terbesar baik di dunia maupun di Indonesia adalah akibat penyakit infeksi, saat ini penyebab kematian terbanyak adalah penyakit tidak menular/degeneratif dan selanjutnya, kanker akan menjadi penyakit pembunuh nomor satu”, ungkapnya.
Gubernur katakan, angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, diikuti oleh kanker usus besar, kanker hati, kanker prostat, kanker nasofaring, kanker kelenjar getah bening, leukemia, kanker kandung kemih, kanker tiroid dan kanker otak.
“Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk, diikuti oleh kanker leher rahim, kanker ovarium, kanker usus besar, kanker paru, kanker tiroid, kanker rahim, leukemia, kelenjar getah bening dan kanker hati”, katanya
Irwan juga sampaikan, di Indonesia, angka kejadian tumor/kanker menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Data kasus kanker di Sumatera Barat tiga tahun terakhir ( 2017 2019 ) mengalami peningkatan.
Angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi kanker payudara 303 (2017), 422 (2018), dan 479 (2019), diikuti oleh kanker leher rahim, kanker darah, kanker usus besar, kanker paru, kanker hati, kanker tiroid, kanker otak, kanker kulit, kanker mata.
Sedangkan angka kejadian untuk laki-laki yang tertinggi kanker paru 213 (2017), 259 (2018), 130 (2019), diikuti oleh kanker hati , kanker darah, kanker usus besar, kanker otak, kanker kulit, dan kanker mata.
Dan untuk daerah-daerah di Indonesia, Sumatera Barat menempati peringkat kedua setelah Jogjakarta.**