PADANG, RELASIPUBLIK – seperti apa yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumbar menjadi 7% dari hanya 5% sejak lima tahun terakhir?
Hal itu mengemuka dalam diskusi terbatas dengan kalangan praktisi, akademi, generasi muda dan.mahasiswa di sebuah rumah makan di Padang, Selasa (7/1).
Dalam acara yang dipandu oleh Ketua PKB Sumbar H. febby Dt. Bangso tersebut, Ketua Asosiasi Travel Agen (Asita) Sumbar, Asnawi Bahar memaparkan bahwa sejak 2014 pertumbuhan ekonomi Sumbar seakan stag diangka rata rata 5%. Padahal, Sumbar sebenarnya punya potensi besar, selain kecerdasan intelektual yang sudah terkenal kemana-mana.
“Soal SDM, Sumbar tak usah diragukan lagi. Tapi, kenapa pertumbuhan ekonomi kita stag diangka 5,16 persen sejak lima tahun terakhir. Ini yang jadi pemikiran kita bersama,” ungkap Asnawi.
Menurut Asnawi yang akrab disapa Ucok, ada 3 kekuatan besar Sumbar yang bila dikelola dengan baik akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi menjadi 7%>
“Tiga kekuatan Sumbar iti adalah Pariwisata, Perikanan dan pertanian. Dengan kekuatan ini, upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumbar menjadi 7% akan bisa terwujud. Tapi ini tidak mungkin terjadi bila tidak melibatkan semua stakeholder. Apakah dari kalangan pengusaha, praktisi, akademisi, Ormas termasuk kalangan generasi mudan dan tokoh masyarakat.
“Ini sebenarnya yang perlu dipikirkan dan dilakukan oleh pemimpin Sumbar ke depan agar perekonomian Sumbar bisa maju,” kata Ucok.
Khusus dunia pariwisata, lanjut Ucok. Sumbar masih terbatas soal aksesibilitas. Akses masuk Sumbar masih tergantung dengan Jakarta. Hanya ada satu penerbangan luar negeri ke Sumbar. Kunjungan wisatawan masih diangka 2 ribu orang per bulan.
“Soal.pariwisata adalah soal akses. Soal keindahan objek wisata, Indonesia ini alamnya sangat indah. Tapi bagaimana pemda mempersiapkan akses wisatawan, tentunya juga diiringi dengan pelayanan. Seperti Bali, majunya pariwisata Bali karena akses penerbangannya dari banyak negara di Dunia ini,” ungkap Ucok.
Di sisi perekonomian, kenapa pertumbuhan Ekonomi baru di angka 5,16 pesen. Ya, karena Investasi tidak masuk. Bagaimana perekonomian Sumbar bisa maju dan berkembang untuk kesejahteraan masyarakat?
Banyak cara sebenarnya untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan mendatangkan investasi.
“Bagaimana caranya,
banyak. Dan tentunya butuh kreativitas kepala daerah dan timnya. Maka pertumbuhan ekonomi 7 persen yang diharapkan, tidak hanya mimpi. Sebenarnya nggak sulit. Kuncinya, gubernur harus mau mendengar dan duduk bersama dengan berbagai stakeholder,” ungkap Asnawi yang juga mantan Ketua Kadinda Sumbar.
Karenanua, tambah Ucok, menjual Sumbar sebenarnya tidak Sulit, jika berbagai potensi bisa dimanfaatkan dengan baik. Petakan potensi, bikin website lalu sebarkan kemana-mana.
“Gubernur kedepan kerjanya nggak berat, sepanjang punya kreativitas. Tidak perlu cerdas, tapi pandai menangkap peluang,” kata Asnawi Bahar.
Selain itu, lanjut Asnawi, Sumbar memiliki banyak UMKM yang perlu disupport dan ditata dengan baik. Karena, kekuatan ekonomi itu terletak pada UMKM. Perlu penataan produk dan kemasan, perlu difalisitasi pasarnya dan perlu tata kelola yang baik.
“Tentunya ini peran pemerintah daerah. Jika ini dilakukan, mimpi pertumbuhan ekonomi Sumbar 7% tak sulit mencapainya,” kata Asnawi.
Statemen dan pandangan Asnawi Bahar, disikapi serius mantan anggota DPR-RI utasan provinsi Sumatera Barat selama 3 priode Epiyatdi Asda, dimana daerah ini sebenarnya amat mudah mendongkrak tingkat perekonomian lebih dari 7%.
Alasan Epiyardi mengatakan mudah, karena ia menilai dengan sikap dan naluri dagang orang Minang, yang saat ini tinggal memperaktekknnya.
“Selama ini kita tidak pernah memperaktekkan jiwa dagang yang kita miliki, kalau itu kita lakukan maka peningkatan ekonomi Sumatera Barat bisa mencapai 10%,” tegas Epiyardi yang pada 5 tahun lalu memiliki takelane “apakah Sumbar sudah maju?” Tersebut.
Selain itu, pemimpin Sumbar kedepan harus memiliki net working yang baik kepada pemerintah pusat dan pengusahan atau investor nasional dan internasional, sehingga peningkatan ekonomi dapat dilakukan.
‘Basis utama peningkatan ekonomi Sumbar melalui usaha kecil, dengan bantuan dari pemerintah melalui kementrian serta dinas terkait, melalui penganggaran APBN yang dimiliki kementrian,” tambahnya.
Diskusi terbatas ini dihadiri Prof. Syahrial Bakhtiar (Warek IV UNP), Prof. Ardipal (Warek III UNP), Asrinaldi (Akademisi Fisip Unand), Indra Dt Rajo Lelo (Wakil Ketua DPRD Sumbar), mahasiswa dan sejumlah pemred media cetak, elektronik dan online. (Nov)