LIMAPULUH KOTA, RELASIPUBLIK – Akhir-akhir ini, seiring ramainya pembicaraan terkait adanya potensi besar bencana gempa dan tsunami yang bakal melanda pesisir pantai Sumatera Barat, wacana untuk pengaktifkan kembali eks Bandar Udara di Piobang, Kabupaten Limapuluh Kota semakin kuat berdegung.
Pengoperasian kembali bandara yang sempat aktif di zaman kemerdekaan tersebut, juga diperkuat semakin gencarnya aktifitas dari personil TNI AU sejak dua tahun terakhir ini di Piobang.
Selain berbaur dengan masyarakat, TNI AU juga aktif melakukan kegiatan sosial dalam meringankan beban masyarakat kurang mampu. Dari bedah rumah, bantuan kesehatan, bantuan sembako serta berbagai kegiatan sosial lainnya.
Menurut Komandan Lanud Sutan Sjahrir Kolonel Pnb Purwanto Adi Nugroho mengatakan, ada sejarah historis kenapa dipilih Piobang sebagai tempat digelar bakti sosial dan karya bakti selama ini. Pertama, eks Bandara Piobang merupakan aset TNI AU dan juga berdasarkan hasil keputusan rapat pimpinan TNI AU juga mengarahkan untuk berbagai kegiatan dipusatkan di lokasi-lokasi yang masih ada kaitannya dengan TNI AU.
“Saya atas nama pribadi dan TNI Angkatan Udara terkhusus Lanud Sutan Sjahrir megucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi semua pihak baik pihak pemerintah Provinsi Sumatera Barat, pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota serta instansi pemerintahan lain, yang dengan kerelaannya memberikan sumbangan baik tenaga atau pikiran atas terselenggaranya kegiatan ini. Mudah-mudahan kedepan hubungan silaturrahmi antara kita selalu terjaga dengan baik,” harapnya
Sedangkan Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi menyambut baik adanya aktifitas dari TNI AU dalam membantu masyarakat daerah tersebut. “Mudah mudahan kegiatan seperti ini terus berkelanjutan,”terang Irfendi Arbi.
Menurut Bupati, Limapuluh Kota terutama Piobang memiliki hubungan erat dengan TNI AU. Apalagi semasa perjalanan sejarah kemerdekaan RI. “TNI AU dan Piobang, dua hal yang tak bisa dipisahkan,”ucapnya.
Terkait pengoperasian eks bandara Piobang, Irfendi Arbi mendukung penuh. Terutama sebagai bandara komersil bagi Sumbar. “Melihat kondisi terkini, Sumbar memang butuh bandara komersil lainnya. Tepatnya ya dengan pengoperasian kembalu bandara Piobang ini,”ucap Irfendi Arbi.
Karena itu, Bupati Limapuluh Kota tersebut akan membahas serius terkait eks Bandara Piobang dengan sejumlah lembaga lainnya. “Ini akan kita bicarakan dengan lembaga dan instansi terkait,”katanya. Diakui Bupati, dalam pengoperasian kembali bandara, merupakan hal yang tidak mudah, butuh kajian, analisa serta hitungan yang mendalam.
Sedangkan beberapa bulan yang lalu ketika di Hari TNI AU, petinggi dari Markas TNI AU sempat mendatangi eks Bandara Piobang. Aspotdirga Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Iman Sudrajat.
Jendral bintang dua itu mengungkapkan, akan membahas terkait pengoperasian kembali eks Bandara Piobang ke Markas Besar TNI AU di Jakarta. Menurut mantan Gubernur Akademi Angkatan Udara itu , TNI AU sepakat dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota terkait pengoperasian kembali eks Bandara Piobang itu. Tetapi, katanya untuk mewujudkan itu semua, perlu kajian serta pembahasan panjang. Yaitu antara TNI AU, Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi serta berbagai instansi lainnya yang dirasakan perlu.
“Apa yang diingikan masyarakat (pengoperasian kembali Bandara Piobang) sama dengan apa yang diharapkan TNI AU. Kami pun melihat adanya bekas perjuangan AU di Piobang ini. Tentunya sebagai generasi penerus di AU, menginginkan bangkit kembali nuansa kedirgantaraan diwilayah Piobang. Ini menjadi oleh-oleh saya untuk dibawa Mabes TNI AU,”terang Marsekal Muda TNI Iman Sudrajat.
Untuk pengoperasian kembali eks Bandara Piobang itu, jendral bintang dua itu berharap adanya konsep dari pemerintah daerah yang bisa dijadikan satu dan sinkron dengan TNI AU. Untuk saat ini, kondisi di eks Bandara Piobang hanya bersisa berupa tanah seluas 30 hektar. Lahan tersebut, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berladang. Ada juga bekas-bekas pondasi bangunan bandara yang sudah terkubur.