PADANG, RELASI PUBLIK – Ketua Umum LKAAM Sumatera Barat Prof. Dr. Fauzi Bahar, M.Si Dt. Nan Sati mengatakan, peringatan 15 tahun terjadinya Gempa Bumi Padang hendaknya menjadi momentum untuk terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT sembari terus melakukan ikhtiar kewaspadaan berupa mitigasi terhadap bencana.
“Bencana gempa bumi bisa datang kapan saja, waktunya tidak dapat kita duga. Karena itu semua warga Kota Padang harus selalu siap dengan mitigasi, yaitu seperti teknik berlindung ketika gempa, daerah yang aman tsunami, dimana titik kumpul dan perbekalan yang wajib dibawa ketika menyelamatkan ke daerah yang aman tsunami,” kata kata Prof. Dr. Fauzi Bahar, M.Si Dt. Nan Sati, Senin (30/9/2024) pagi.
Gempa Bumi Padang terjadi tanggal 30 September 2009 dengan kekuatan gempa 7,9 Schala Richter. Gempa dahsyat ini menewaskan 383 jiwa warga kota ini, dan meluluhlantakkan ribuan bangunan masyarakat dan milik pemerintah. Total kerugian mencapai triliunan rupiah.
Dalam memperingati 15 tahun terjadinya Gempa Bumi Padang ini tentu masyarakat harus selalu berikhtiar memberantas penyakit masyarakat yang membuat Allah SWT marah yang dapat “mengundang” bencana. Penyakit masyarakat itu banyak macamnya berupa perilaku maksiat seperti prostitusi, seks bebas, LGBT, perjudian dan penyalahgunaan narkoba.
“Kalau kita biarkan maksiat merajalela maka itu artinya sama dengan mengundang datangnya bencana. Karena itu marilah semua pihak bertekad bulat untuk memberantas maksiat dan penyakit masyarakat lainnya di Kota Padang tercinta ini,” kata Fauzi Bahar Dt. Nan Sati, Wali Kota Padang dua periode, 2004-2014.
Selain terus memberantas maksiat, Ketum LKAAM Sumbar ini mengatakan bahwa teruslah mensyiarkan terus Asma Allah SWT di Kota Padang ini dengan meramaikan masjid setiap sholat lima waktu, terutama sholat Subuh. Juga hidupkan dan sokong bersama-sama rumah Tahfidz tempat anak-anak belajar membaca Al Qur’an.
Hikmah lainnya dalam 15 tahun Gempa Bumi Padang ini adalah terus memupuk kepedulian dan rasa tolong menolong. Sebab telah terbukti pada waktu terjadinya Gempa Bumi Padang dimana bantuan dan pertolongan itu datang dari berbagai pihak tanpa memandang suku, agama dan bangsa sekalipun.
“Kepedulian yang telah ditunjukkan semua pihak dalam Gempa Bumi Padang sungguh diluar dugaan kita semua, datang dari seluruh Indonesia dan segala penjuru dunia. Saya atas nama Wali Kota Padang pada waktu itu sungguh-sungguh terharu dan tentunya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan kepada Kota Padang,” kata Fauzi Bahar berbinar-binar.
Dengan kepedulian yang begitu besar kepada Gempa Bumi Padang tahun 2009, maka ini juga telah menggelorakan semangat kepedulian semua warga Kota Padang dan Sumatera Barat untuk selalu peduli kepada sesama.
“Banyak kerabat – kerabat kita yang mengalami musibah dalam berbagai bencana, misalnya korban banjir, kebakaran, gempa bumi dan lainnya, tentu kita tunjukkan kepedulian kita terhadap kerabat kita yang terkena musibah itu,” ucap Fauzi Bahar.
Kita tahu, Provinsi Sumatera Barat ini sangat rentan dengan adanya bencana alam, mulai dari dari gempa bumi, banjir, longsor atau galodo dan lainnya. Tentu pemerintahan dan seluruh masyarakat perlu melakukan tindakan dalam menangani permasalahan tersebut dalam bentuk mitigasi dan kewaspadaan terus menerus.
“Kita harus mampu menghadapi bencana serta musibah yang rentan terjadi di wilayah kita ini, dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi musibah yaitu mitigasi dan selalu berdoa kepada Allah SWT supaya daerah kita dijauhkan dari segala bencana,” harap Ketum LKAAM Sumbar Fauzi Bahar. (Ril/Nv)