Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAH

Warga Harap Jembatan Usahat  Tani di Lagan Mudik Segera Permanen

34
×

Warga Harap Jembatan Usahat  Tani di Lagan Mudik Segera Permanen

Sebarkan artikel ini
Kondisi Jembatan Usaha Tani di Nagari Lagan Mudik Punggasan, (Dok. nagari)

LAGAN MUDIK PUNGGASAN – Jembatan Usaha Tani yang menghubungkan Kampung Lagan Kaciak dan Kampung Lagan Mudik di Kenagarian Lagan Mudik Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, masih dalam kondisi darurat.

Struktur jembatan sepanjang 6 meter dan lebar 3 meter ini masih mengandalkan batang kelapa sebagai lantai utama, padahal jembatan tersebut menjadi akses penting bagi para petani dalam mengangkut hasil karet dan pertanian lainnya.

Jembatan ini selama ini dibangun dan dipertahankan secara gotong royong oleh masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya aktivitas warga, kondisi jembatan semakin rentan dan rawan rusak. Keberadaan jembatan yang belum permanen kini menjadi hambatan serius dalam mendukung mobilitas dan perekonomian warga setempat.

Penjabat (PJ) Walinagari Lagan Mudik Punggasan, Dinul Hasmi, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp 20 juta dari dana nagari untuk pembangunan pondasi penahan tebing di sekitar sungai. Namun, anggaran tersebut masih jauh dari cukup untuk membangun jembatan beton yang layak.

“Dana nagari hanya cukup untuk memperkuat tebing sungai agar tidak longsor. Untuk pembangunan jembatan secara menyeluruh, tentu butuh bantuan dari pemerintah kabupaten,” ujar Dinul pada Senin (10/3/2025).

Pihak nagari sebenarnya telah menyampaikan proposal pengajuan bantuan kepada Pemkab Pesisir Selatan berupa permohonan material seperti legder dan plat besi, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.

Keluhan juga disampaikan warga. Ransam, seorang tokoh masyarakat di Kampung Lagan Mudik, menuturkan bahwa jembatan tersebut adalah jalur utama bagi petani dan warga yang ingin mengangkut hasil tani maupun barang kebutuhan rumah tangga.

“Pernah suatu waktu saya membeli material bangunan. Karena mobil tidak bisa melewati jembatan, terpaksa pakai jasa angkut dengan ongkos dua kali lipat. Seharusnya hanya Rp 200 ribu, tapi karena harus bongkar muat, jadi Rp 400 ribu,” ujarnya.

Menurut Ransam, keberadaan jembatan permanen bukan hanya soal kemudahan akses, tetapi juga soal peningkatan taraf hidup petani. Ia menekankan pentingnya pemerintah hadir memberi solusi nyata atas persoalan ini.

Warga berharap, di tahun 2025 ini, Pemkab Pesisir Selatan dapat memprioritaskan pembangunan jembatan tersebut. Jika infrastruktur dasar ini dapat dibangun secara permanen, maka dampaknya akan sangat besar terhadap kelancaran distribusi hasil pertanian dan penguatan ekonomi lokal.

“Saat ini, kami hanya bisa menunggu dan berharap. Semoga pemerintah segera mengabulkan permohonan masyarakat. Jembatan ini menyangkut kebutuhan banyak orang,” tutup Ransam.

Sampai saat ini, belum ada kepastian resmi dari pihak terkait mengenai rencana pembangunan jembatan tersebut. Namun, masyarakat tetap menaruh harapan besar bahwa infrastruktur penting ini dapat segera diperbaiki secara permanen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *