Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHNASIONALPERISTIWATERBARU

TMMD 104 Jatim Membuka Pikiran Rakyat, Mengejar Ruang yang Tertinggal

196
×

TMMD 104 Jatim Membuka Pikiran Rakyat, Mengejar Ruang yang Tertinggal

Sebarkan artikel ini

SURABAYA,  RELASIPUBLIK – Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, merupakan salah satu dari sekian Desa di Indonesia yang penduduknya masih hidup dalam suasana keterbelakangan.

Setelah sekian lama menabuh angan, akhirnya Desa yang dihuni oleh ratusan Kepala Keluarga (KK) itu, mulai merasakan hasil pembangunan melalui sentuhan tangan TNI yang tergabung di dalam Satgas TMMD yang bekerja secara bergotong-royong dalam suasana kebersamaan dengan rakyat.

Mimpi berbuah kenyataan, kedatangan TNI di Desa Poncol ternyata mampu menorehkan sejuta kesan di hati masyarakat. Program TNI bersandi Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104 di Desa itu, seakan membuka jalan bagi masyarakat untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik.

Betapa tidak, berbagai cara sebelumnya telah dilakukan oleh Pemerintah setempat. Namun, upaya itu seakan sia-sia karena minimnya SDM warga di Desa tersebut.

Akan tetapi, keadaan berubah seketika saat Satgas berupaya untuk membaur bersama warga di Desa Poncol. Hanya dalam kurun waktu 30 hari, keberadaan Satgas ternyata mampu mewujudkan perkembangan pembangunan, hingga SDM masyarakat setempat.

Bahkan, beberapa jalanan Desa yang semula hanya setapak kecil dan hanya cukup dilalui oleh warga untuk beraktifitas sehari-hari, kini sudah diperlebar oleh Satgas TMMD.

Anak-anak pun, dengan nyaman bisa berjalan kaki ke sekolah, peluang bisnis terbuka, ekonomi semakin menggeliat sebagaimana mimpi tertunda warga Desa yang lama merindukan adanya perubahan.

Itulah, bukti nyata kepedulian TNI terhadap masyarakat dalam upaya pembangunan daerah seperti yang diungkapkan oleh Komandan Kodim (Dandim) 0804/Magetan, Letkol Czi Chotman, J. Arisandy, ketika di hubungi melalui via seluler milikinya pada hari Minggu, 31 Maret 2019 siang.

“Hasil survei di lapangan menetapkan jika Desa Poncol, sangat layak dijadikan lokasi pelaksanaan program TMMD ke-104 di Kabupaten Magetan,” jelasnya.

Bahkan, kata Letkol Chotman, terdapat salah satu pembangunan jalan yang dinilai sangat penting untuk mendukung perubahan di Desa itu, salah satunya ialah pembangunan jalan sepanjang 2,1 Km. Jalanan itu, kata dia, merupakan jalur alternatif penghubung antara Desa Poncol, dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

“Jalan yang sebelumnya berupa Makadam itu, tidak rata, kini sudah di rehabilitasi total, dan menjadi jalan aspal dengan lebar 3,6 meter,” tandasnya.

Manfaat pembangunan jalan itu, ternyata sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat Desa Poncol, Kabupaten Magetan. Salah satunya adalah Suparlan (33). Salah satu warga Desa Poncol itu menuturkan, kini dirinya tak perlu lagi jauh-jauh memutar jalan jika hendak ke Wonogiri.

Pasalnya, hanya dalam waktu 7 hingga 10 menit dengan kecepatan laju motor 40 KM/jam, dirinya sudah tiba di Kabupaten Wonogiri.

“Kebetulan, saya ini kan jualan bakso di Pasar Wonogiri. Dulu, saya harus memutar arah dulu kalau mau ke Pasar tempat saya jualan. Kurang lebih sekitar 25 menitan lah,” bebernya. “Sekarang, tidak sampai (30 menit). Perkiraan hanya 10 menitan, saya sudah tiba di Pasar tempat saya jualan,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, S. IP, M. M, ketika di konfirmasi menambahkan, di samping pembangunan fisik di Desa Poncol, Satgas TMMD juga berperan aktif dalam memberikan beberapa pembekalan maupun penyuluhan ke masyarakat, seperti halnya tentang pembekalan wawasan kebangsaan terhadap para pelajar di Desa itu.

Mantan Wadan Grup D Paspampres itu menilai, pembekalan-pembekalan yang dilakukan oleh Satgas selama berlangsungnya program TMMD beberapa waktu lalu itu, sangat mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air, serta jiwa nasionalisme di dalam diri para pelajar yang merupakan simbol generasi penerus bangsa.

“Pelajar dan mahasiswa, termasuk kelompok rawan yang mesti menjadi prioritas pembinaan. Apalagi, dengan adanya kondisi kemajemukan yang tidak segera di sikapi secara arif, nantinya akan berakibat hal-hal yang dapat memicu perpecahan,” katanya. (Pendam V/Brawijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *