Relasipublik.com PAINAN – Terpilihnya Lisda Rawdha sebagai Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Kabupaten Pesisir Selatan, tentu diharapkan pustaka yang ada di daerah itu, semakin ramai dikunjungi dan terkesan tak mati suri dalam meningkatkan minat baca.
Dikatakan Lisda, minat baca merupakan penggerak utama dalam meningkatkan kualitas masyarakat dari segi pendidikan. Menurutnya, indikator yang paling mudah untuk mengetahui tingginya minat baca adalah ketersediaan jumlah buku-buku baru yang diterbitkan oleh sejumlah produsen buku serta berapa banyak jumlah perpustakaan yang tersedia.
“Kita ketahui di sejumlah daerah, minat baca masih sangat terbatas. Sebagian kita sudah terbiasa dengan membaca majalah atau surat kabar. Sedangkan untuk meningkatkan minat baca secara menyeluruh, tentu kita juga harus membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan,” sebut Lisda di Painan. Selasa (19/12).
Dijelaskannya, kedepan pustaka harus benar-benar mampu berbenah, sehingga fungsinya sebagai gudang ilmu kian nyata diminati masyarakat. Bahkan, ia berharap Pessel yang memiliki 15 kecamatan dan tersebar di 182 nagari itu, mampu pula memiliki masyarakat yang cerdas serta mampu bersaing setaraf dunia internasional dibidang apa saja.
“Saat ini telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol minat baca masyarakat. Sehingga ada kolerasi antara faktor kemampuan membaca dengan minat baca. Seseorang tidak akan memiliki budaya baca apabila tidak bisa membaca atau buta aksara. Jika seseorang sudah bisa membaca, seharusnya ia memiliki kebiasaan membaca,” jelasnya.
Lebih lanjut kata Lisda, di Indonesia kemampuan membaca seseorang bukan jaminan orang tersebut suka membaca. Hal ini disebabkan karena membaca belum membudaya.
“Jadi, sangat disayangkan apabila kemampuan membaca masyarakat tidak diikuti oleh kebiasaan membaca. Sebab, membaca merupakan kegiatan multi manfaat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Pessel, Mawardi Roska mengaku, pihaknya sudah melakukan sejumlah pembenahan terkait hal itu, diantaranya adalah membangun ruang literasi yang ramah pengunjung.
“Kedepan kita juga perlu pentas seni budaya yang setiap waktu muncul kreativitas dan kreasi, sehingga pustaka benar-benar mampu menjadi daya tarik minat baca masyarakat. Bahkan, kita juga berencana akan membuka jajanan kuliner di sekitar areal literasi, sehingga menjadi pusat anak-anak muda berkumpul sembari membaca dan menampilkan bakat,” terangnya. (Rel/Ks)