PAYAKUMBUH, RELASIPUBLIK – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menegaskan kesiapan Provinsi Sumatera Barat untuk bekerja sama lintas sektor untuk mengatasi ancaman wabah dengan telah dilatihnya 32 petugas epidemiologi lapangan yang mengikuti Pelatihan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Terpadu dengan Pendekatan One Health yang berakhir pada hari ini, Jumat (05/07/2019) .
“Sumatera Barat masih menghadapi ancaman penyakit zoonosis seperti rabies dan avian influenza. Sebagai salah satu provinsi pemasok daging ayam dan sapi terbesar di Sumatera, hal ini menuntut kesiapan kami di provinsi Sumatera Barat untuk siap dalam menghadapi ancaman munculnya KLB/wabah”, tutur dr. Hj. Merry Yuliesday, MARS, kepala Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Barat.
Selama 2 bulan, para petugas epidemiologi lapangan di provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari Dinas Provinsi Sumatera Barat, Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Padang Pariaman telah mengikuti Pelatihan Investigasi KLB/Wabah Terpadu dengan Pendekatan One Health. Mengacu pada prinsip One Health, pelatihan ini melibatkan institusi lintas sektor yang menggarisbawahi kolaborasi dan koordinasi antara sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari para peserta yang berasal dari berbagai instansi yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Laboratorium Kesehatan Daerah, serta Bapelkes dan Kom Padang. Pelatihan dalam kelas dilaksanakan di BKOM PELKES Padang dan BIB Tuah Sakato Payakumbuh.
Pelatihan ini diinisiasi oleh Indonesia One Health University Network (INDOHUN) dengan melibatkan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, serta disupport oleh pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Sebelumnya, INDOHUN telah menandatangani MoU dengan BBPK Ciloto pada tahun 2016 dan BBPKH Cinagara pada tahun 2018 untuk mengadakan kegiatan kolaborasi dalam rangka meningkatkan kapasitas petugas kesehatan manusia dan kesehatan hewan.
Pelatihan yang menggunakan metode pembelajaran campuran ini menggabungkan metode belajar tatap muka di kelas, praktik lapangan, dan pembelajaran jarak jauh menggunakan platform e-learning. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memperkuat sistem kesiapsiagaan secara terpadu, terutama bagi petugas epidemiologi lapangan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Meida Octarina, MCN, selaku Plt. Asisten Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Kemenko PMK mengatakan bahwa koordinasi lintas sektoral dalam penguatan kapasitas petugas epidemiologi lapangan perlu mendapat perhatian serius. “Untuk mencegah dan menghadapi wabah penyakit menular tidak dapat dilakukan oleh satu sektor saja.”, ia menambahkan. “Pelatihan yang telah dilaksanakan di provinsi Sumatera Barat ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lainnya dalam upaya memperkuat kesiapan daerah dalam mengatasi ancaman bencana non-alam seperti KLB/wabah secara lintas sektor.”
drg. Usman Sumantri, MSc, Kepala Badan PPSDM Kementerian Kesehatan menambahkan “Pelatihan dengan metode ini sangat diperlukan dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal/SPM Sub Urusan Bencana Non-alam (101/2018) di seluruh kabupaten/kota sehingga tersedia Tenaga kesehatan berbasis TIM dilapangan dalam menangani KLB/Wabah”.
Pamela Foster, Acting Director, Office of Health USAID/Indonesia menyatakan, “Inisiasi pelatihan ini telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif dalam rangka memperkuat kapasitas tenaga kesehatan Indonesia dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit dan ancaman wabah. Pemerintah Amerika Serikat secara bangga mendukung Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian dalam mengembangkan modul pelatihan ini dan melaksanakan program pelatihan wabah terpadu. Pelatihan ini akan membantu ketahanan kesehatan bagi Indonesia dan lokal daerah untuk generasi yang akan datang.”
Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc, PHd, selaku koordinator INDOHUN menambahkan pelatihan terpadu investigasi wabah ini akan memperkuat respons terhadap wabah penyakit zoonosis di tingkat kabupaten/kota sehingga akan memperkuat kesiapsiagaan Indonesia terhadap ancaman wabah penyakit. Ia menuturkan “Ancaman KLB/wabah yang lintas wilayah dan sulit diprediksi membutuhkan penanganan lintas sektoral dan lintas kementerian di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, Indonesia One Health University Network (INDOHUN) siap mendukung pelaksanaan pelatihan ini kedepannya dengan menyediakan sumber daya terbaik, seperti kurikulum, modul pelatihan yang komprehensif, pelatih professional, dan platform pelatihan jarak jauh yang dapat diakses melalui portal www.i-learn.id.”
Walikota Payakumbuh, Bapak Riza Falepi, S.T., M.T menyatakan, “Kami senang menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan turun lapangan pelatihan ini. Pelaksanaan pelatihan ini akan dapat meningkatkan kompetensi petugas epidemiologi lapangan di daerah sehingga ketahanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota dapat semakin diperkuat”
Pelatihan ini ditutup dengan pengesahan kurikulum pelatihan yang diserahkan oleh Koordinator INDOHUN Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc, PHd kepada Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Achmad Subagjo, MARS dan Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara yang diwakili oleh Ir. Agus Triyanto, M.Si selaku Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan. Kepala Badan PPSDM Kementerian Pertanian. dr. Tri Nugroho, MQIH selaku Kepala BPPK Ciloto sangat mendukung kegiatan ini serta menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia kesehatan dalam menghadapi KLB/wabah secara lintas sektor. “Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam kerja sama antara pemerintah Indonesia dan INDOHUN dalam rangka percepatan peningkatan SDM kesehatan di Indonesia”, tuturnya.
“Melalui pelatihan ini, para petugas epidemiologi lapangan di Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, BKSDA, dan Labkesda di provinsi Sumatera Barat siap menghadapi ancaman KLB/wabah secara terkoordinasi dan terpadu”, tutup dr. Hj. Merry Yuliesday, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.