Relasipublik.com PAINAN – Budaya gemar membaca, mungkin masih sulit diterapkan disejumlah daerah, mengingat seiring berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu. Namun beda hal, dengan sebuah Sanggar Seni Randai yang ada di Kecamatan Sutera, tepatnya di Kampung Koto Baru, Nagari Aurduri, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Selain sibuk belajar Randai, baru-baru ini kegiatan mereka juga disibukan mengajak anak-anak di Kampung itu, untuk gemar membaca.
Menurut Arip Purnama Putra, salah satu promotor Taman Baca Masyarakat (TBM) Sanggar di Koto Baru ini, ide itu muncul saat pengurus memberi nama kegiatan Randai mereka dengan “Sanggar Kurai Tanjung” sejak 9 Desember 2017 lalu.
Lebih jauh ia berpikir, bahwa untuk mengembangkan Sanggar di Kampung, tak mesti terpokus kepada kegiatan Seni Randai saja, melainkan harus menerapkan sistem yang membuat masyarakat di Kampung menjadi cerdas dan pintar hingga terciptalah budaya gemar membaca.
“Hari pertama dibuka Taman Baca Mayarakat (TBM) ini, pada Kamis 7 Desember 2017, pengurus Sanggar Kurai Tanjung membuka taman baca mereka dengan membuat lapak-lapak buku bacaan di lapangan Sanggar tempat mereka latihan. Alhamdulillah peminatnya langsung ramai, utamanya anak-anak,” jelasnya, Minggu (10/12).
Lebih lanjut kata dia, meski terkumpul dalam jumlah dan model terbatas, namun pengurus Sanggar Kurai Tanjung, tetap optimis dan pokus menarik masyarakat dan anak-anak untuk gemar membaca.
“Saat ini baru tersedia sekitar 40 buku bacaan dari berbagai model, itu khusus untuk bacaan anak-anak. Seperti majalah anak, cerpen dan buku sekolah setingkat remaja,” sebutnya lagi.
Terkait telah dibukanya Taman Baca Masyarakat (TBM) di Kampung Koto Baru, Nagari Aurduri, Kecamatan Sutera, tidak ada perlakuan khusus terhadap masyarakat yang datang. Semua bebas datang dan pergi kapan saja tanpa dipungut biaya. Meski hanya dilapangan terbuka, namun semua harus sopan dan tertib saat melaksanakan proses membaca.
“Saat ini kami masih kekurangan sejumlah buku, yakni buku bacaan umum dan sejumlah buku pelajaran. Sebab, yang terpajang saat ini masih bersifat swadaya saja,” ungkapnya.
Dikatakannya, Taman Baca Masyarakat (TBM) ini, memang baru pertama dibuka hari Kamis (7/12). Namun, rencananya akan digelar setiap dua kali seminggu. Sebab, terkait masalah waktu juga harus disesuaikan dengan kegiatan Randai dan kesibukan masing-masing pengurus sehari-hari.
“Kalau tidak hari Kamis, Minggu. Itu khusus bagi pengurus yang tidak sibuk saja. Sebab, ini kita lakukan dari hati ke hati dan tidak ada unsur paksaan. Apalagi mengharapkan imbalan,” jelasnya lagi.
Menurutnya, TBM yang mereka buka saat ini, belum ada yang spesial. Apalagi, menyangkut tempat bacaan, masih dilapangan terbuka. Jika hari hujan maka pupus sudah harapan anak-anak.
“Demi mensukseskan TBM ini, pengurus juga mengharapkan peran serta Pemuda-Pemudi sekitar. Jika ada yang baru tamat kuliah, namun belum memiliki pekerjaan tetap, silahkan bantu-bantu disini,” harapnya.
Ditambahkannya, meski budaya baca sudah mulai pudar ditengah-tengah zaman, namun pengurus tetap optimis menjaring budaya baca ditingkat anak-anak. Sebab, hal itu merupakan tujuan utama dibukanya Taman Baca Mayarakat (TBM) di daerah itu.
“Target kita anak-anak, terutama mereka yang bergerak di Sanggar Kurai Tanjung yang kita asuh. Sebab, belajar di sekolah tidak seluruhnya didampingi dengan buku-buku bacaan. Nah, disini akan kita terapkan sistem budaya baca,” ungkapnya.
Dengan segala keterbatasan dalam mendirikan Taman Baca tersebut, kedepannya ia berharap, agar ide tersebut bisa tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan bersama. Selain itu, ia juga meminta dukungan penuh dari masyarakat dan sejumlah pihak terkait, khususnya Pemkab Pessel untuk merespon kegiatan tersebut.
“Insya Allah kita tetap pokus dalam kegiatan ini. Namun, kita juga mengharapkan dukungan penuh dari masyarakat dan seluruh pihak terkait khususnya Pemkab Pessel. Agar kedepannya kegiatan Taman Baca Masyarakat ini, benar-benar mendapat tempat di hati masyarakat banyak,” tutupnya seraya berharap. (h/RP)