Oleh: Sy. Panji Alam
AJANG pemilihan kepala daerah (Pilkada) Pasaman 2024 adalah rangkaian drama yang panjang. Mungkinkah pemungutan suara ulang (PSU) yang diperintahkan Mahkamah Konstitusi (MK) jalan terbaik bagi paslon Sasuai?
Sasuai merupakan jargon yang dilekatkan pada pasangan calon (paslon) Sabar AS dan Sukardi. Diusung Partai Demokrat, Sasuai merupakan satu di antara tiga paslon yang bertarung di ajang Pilkada Pasaman 2024.
Menyandang predikat sebagai paslon pertahana, di atas kertas tidak sulit bagi pasangan ini untuk memenangi pertarungan. Ditambah sejumlah keunggulan yang melekat di diri Sabar, membuat paslon ini memiliki sejumlah nilai lebih yang tak dimiliki paslon lain.
Tapi, dari sejumlah tahapan Pilkada Pasaman 2024 yang telah dilalui, realitas yang terjadi malah menunjukkan bahwa nasib baik tidak memihak ka Sasuai — setidaknya sampai penghitungan suara dilakukan KPU Pasaman pada November lalu.
Akankah Pilkada Pasaman 2024 memang bukan milik Sabar dan pasangannya, Sukardi?
Menjawab pertanyaan itu, menaruk menyimak pernyaraan Sabar ketika memimpim rapat di DPC Demokrat Pasaman belum lama ini, yang merupakan rapat perdana usai Pilkada Pasaman.
Mengutip pernyataan isterinya, menurut Sabar yang Ketua DPC Demokrat Pasaman, ujung dari kontestasi politik itu sepenuhnya terletak pada kehendak Allah SWT soal paslon mana yang dikehendaki-Nya untuk menang.