Lagu Pria dari Tanah Zamrud merupakan karya yang lahir dari perenungan mendalam atas kondisi Indonesia hari ini. Lagu ini diciptakan oleh Gede Jerson, dengan lirik yang berangkat dari puisi karya Novita Sari Yahya.
Lagu kolaborasi dengan pencipta lagu Gede Jerson
Kolaborasi antara musik dan puisi tersebut melahirkan sebuah narasi reflektif tentang sosok pria Indonesia, bukan sekadar sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari bangsa yang sedang menghadapi berbagai tantangan zaman.
Indonesia saat ini berada di tengah ketidakpastian. Kerusakan lingkungan yang semakin nyata, perubahan iklim yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, serta hiruk pikuk sosial dan politik yang sering kali memecah perhatian publik, menjadi latar sosial yang kuat bagi lahirnya lagu ini. Dalam situasi seperti itu, Pria dari Tanah Zamrud hadir bukan sebagai hiburan semata, melainkan sebagai ajakan untuk kembali merenungkan nilai-nilai dasar tentang karakter, tanggung jawab, dan kesadaran kolektif.
Istilah “tanah zamrud” merujuk pada Indonesia sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam, budaya, dan kearifan lokal. Namun, kekayaan tersebut tidak akan bermakna tanpa manusia yang memiliki kesadaran etis dan logis dalam menjaganya. Lagu ini memotret pria Indonesia bukan dalam pengertian maskulinitas yang sempit, melainkan sebagai sosok yang berakar pada nilai moral, keberanian bersikap, dan kepedulian terhadap lingkungan serta sesama.
Melalui liriknya, Pria dari Tanah Zamrud mengajak pendengar untuk melihat kembali esensi pembangunan karakter. Pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur, teknologi, atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang pembentukan manusia yang memiliki integritas. Pria Indonesia digambarkan sebagai individu yang mampu berpikir jernih, bertindak adil, dan tidak abai terhadap dampak perbuatannya bagi lingkungan dan masyarakat luas.
Kesadaran lingkungan menjadi salah satu pesan utama dalam lagu ini. Kerusakan alam yang terjadi hari ini bukanlah peristiwa yang datang tiba-tiba, melainkan akumulasi dari sikap manusia yang sering kali mengabaikan keseimbangan alam. Melalui refleksi ini, pria dari tanah zamrud diposisikan sebagai subjek perubahan, bukan penonton pasif. Ia diharapkan mampu mengambil peran nyata, mulai dari tindakan sederhana hingga kontribusi yang lebih luas bagi keberlanjutan lingkungan.
Selain isu lingkungan, lagu ini juga merefleksikan situasi sosial dan politik yang kompleks. Di tengah perbedaan pandangan dan kepentingan, pria Indonesia diingatkan untuk tetap berpijak pada nilai etika dan logika. Rasionalitas tanpa etika dapat melahirkan ketidakadilan, sementara idealisme tanpa nalar dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, keseimbangan antara keduanya menjadi fondasi penting dalam membangun karakter bangsa.
Makna Pria dari Tanah Zamrud tidak berhenti pada ranah musikal. Refleksi yang terkandung di dalamnya diwujudkan secara konkret dalam ajang pemilihan Miss dan Mister Nusantara Archipelago Nusantara. Ajang ini tidak semata-mata menampilkan estetika atau pencitraan, tetapi dirancang sebagai ruang pembentukan karakter, kesadaran sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dalam konteks ini, pria dari tanah zamrud menjadi simbol nilai yang ingin ditanamkan kepada generasi muda.
Melalui ajang tersebut, konsep pria Indonesia diperluas maknanya. Ia tidak hanya dinilai dari penampilan luar, tetapi dari cara berpikir, sikap terhadap lingkungan, serta komitmen untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Seni, dalam hal ini musik dan pageant, menjadi medium pendidikan karakter yang halus namun bermakna, menyentuh emosi sekaligus mengajak untuk berpikir.
Lagu ini juga menunjukkan bahwa seni memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran publik. Puisi yang diolah menjadi lirik lagu mampu menjangkau ruang batin pendengar, sementara musik memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Dalam situasi bangsa yang penuh dinamika, pendekatan kultural semacam ini menjadi penting untuk menjaga kepekaan sosial dan rasa memiliki terhadap Indonesia.
Pada akhirnya, Pria dari Tanah Zamrud adalah cermin sekaligus harapan. Ia mencerminkan realitas Indonesia hari ini dengan segala tantangannya, sekaligus menawarkan harapan tentang sosok pria yang berkarakter, beretika, dan bertanggung jawab. Lagu ini mengingatkan bahwa masa depan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kebijakan dan sistem, tetapi oleh manusia yang menghidupkan nilai-nilai kebangsaan dalam tindakan nyata.
Melalui refleksi ini, pria dari tanah zamrud bukan sekadar simbol artistik, melainkan panggilan moral bagi setiap individu untuk menjaga alam, merawat persatuan, dan berkontribusi secara nyata bagi Indonesia. Seni, karakter, dan kesadaran kolektif berpadu menjadi satu pesan: bahwa membangun bangsa dimulai dari membangun manusia.
KONTAK RESMI
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Miss & Mister Nusantara Archipelago International, silakan menghubungi:
Nusantara Archipelago International
📞 +62 889-5540-226














