PADANG, RELASIPUBLIK – Pepatah mengatakan, semakin tinggi batang pohon akan makin kencamg angin menggoyang, sangat cocok dipakai Irjend Fakhrizal, mantan Kapolda Sumbar yang sudah 3 tahun lebih bertugas di Sumatera Barat.
Fakhrizal merupakan Kapolda terlama di Sumbar, dia bisa bertahan karena sikap tegas, rendah hati dan pengayom.
Ketegasannya membuat orang-orang yang biasa melakukan kelicikan dan kejahatan menjadi benci, namun dengan ketegasan itu pula membuat Sumbar jadi lebih aman dan tertib.
Karena sikap Fakhrizal yang rendah hati dan pengayom tersebut, banyak orang menjadi bersimpati, bahkan ribuan orang merasa kehilangan ketiaka dia ditarik bertugas ke Mabes Polri, namun hal tersebut juga dimanfaatkan pelanggar hukum untuk menebarkan hoax, untuk melunturkan simpati masyarakat.
Salah satu media dipakai adalah media abal-abal, yang selama ini sering menakut-nakuti pengusaha dan pejabat, dan sampai saat ini pemimpinnya masih dalam status tersangka.
Pimpinan Media abal-abal yang dulunya seorang loper tersebut, menjadi tersangka ketika Fakhrizal menjadi Kapolda, karena memberikan pemberitaan bohong, dan pengadilan memutuskan penjarah kepadanya.
Menyikapi hal tersebut, ketua Umum DPP PEKAT Mrkoni Koto,SH mengatakan, gak perlu merespon, karena masyarakat sudah tahu kalau media tersebut tidak layak untuk dijadikan refrensi.
Morkoni yang asli putra Minang tersebut amat paham bagaimana jiwa dan perhatian Fakhrizal, pada masyarakat Sumatera Barat, baik ketika bertugas diluar maupun di Sumbar.
Sewaktu Fakhrizal bertugas diluar kampung-halamannya, selalu respon jika ada maayarakat Sumbar meminta bantuan padanya, hal tersebut juga dirasakan Markoni Koto dan lainnya.
“Saya sudah mengenal Fakhrizal sejak lama, beliau sangat tegas dan respon pada masyarakat Sumatera Barat, siapapun yang meminta bantuan pasti beliau bantu, tapi kalau melanggar aturan beliau memang tidak segan-segan untuk menindak, jadi dapat saya pastikan yang memfitnah dan benci pada beliau adalah orang-orang bermasalah dalam hal hukum,” tegas Markoni.
Kita lihat saja, mana ada mesia bonafit atau media yang pimpinannya terpelajar memberitakan miring Fakhrizal, tambah Markoni.
” Hanya media abal-abal dan pimpinannya tidak cerdas yang membuat berita hoax, saya yakin medianya tidak dibaca dan dibeli orang, makanya agar dibaca dia bagi-bagikan geratis, namun itu juga tidak akan dibaca, kecuali oleh orang-orang yang sejenisnya,” tegas Markoni lagi.
Yang pasti, saat ini popularitas dan elektabilitas Fakhrizal makin membubung, tentu akan makin banyak pula lawan politik dan lainnya yang menyebar hoax, baik melalui medsos maupun media abal-abal.
“Wajar saja kalau Fakhrizal diterpa isu, karena tingkat popularitas dan elektabikitasnya semakin membubung, beliau orang baik dan layak memimpin Ranah Minang,” tegas Markoni.**