Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Pesta Buyar Akibat Banjir Pelaminan pindah keteras Rumah Tetangga

64
×

Pesta Buyar Akibat Banjir Pelaminan pindah keteras Rumah Tetangga

Sebarkan artikel ini
Ketinggian air yang mencapai atap rumah ini, membuat sebagian warga mengungsi kedaerah ketinggian dan atap rumah mereka. (Foto dok/nov)

PADANG – “Mujua tak dapek diraih, malang ndak dapek ditolak” demikian pepatah orang tua-tua minang dahulu menggambarkan musibah yang bisa menimpa siapa saja.

Inilah sepenggal cerita miris sebuah keluarga di kawasan perumahan Hanah Asri Kasang Lubuk Buaya Padang.

Hujan lebat yang melanda Kota Padang sejak Kamis hingga jumat pagi (13-14/7), menakibatkan sebagian wilayah Kota Padang terendam banjir. Ketinggian air yang mencapai atap rumah ini, membuat sebagian warga mengungsi kedaerah ketinggian dan atap rumah mereka.

Banyak warga yang kesulitan, terutama mengatasi aliran air yang begitu leluasa menguasai ruang-ruanh rumah mereka dari kamis malam hingga jumat siang. Hujan ndak kunjung henti tersebut, bahkan membuat sejumlah titik dataran tinggi mengalami longsor dan bahkan lokasi pemakaman umum dikawasan Seberang Padang juga ikut mengalami longsor.

Bencama banjir ini juga dirasakan dampaknya oleh keluarga bapak Hendri, yang terpaksa memindahkan pelaminan pesta pernikahan anaknya Ridho dan Wulan, keteras rumah tetangganya.

Genangan air yang membanji perumahan Hanah Asri Kasang Lunuk buaya dengan ketinggian 1-1,5m tersebut, membuat pesta pernikahan yang sudah di siapkan matang jauh-jauh hari terpaksa buyar.

Pelaminan, tenda dan rumah sebagai lokasi pesta, hingga Sabtu (15/7) masih tergenang air hingga paha orang dewasa. Miris, inilah yang dirasakan pasangan penganten baru Ridho dan Wulan yang pada momen hari bahagianya, terpaksa digelar seadanya di depat teras rumah tetangga yang berukuran sedang.

“Alhamdulillah…masih bisa duduk dipelaminan dan acara tetap jalan meski seadanya. Insyaallah ada hikmah dibalik bencana ini,” terang rido di pelaminan sangat sederhana dengan tetap mengenakan baju marapulai.

Meski mengalami bencana banjir di saat pesta anaknya, orang tua pasangan mempelai Hendry dan Nefrida, terlihat tegar dan tetap semangat menyambut tamu yang datang menghadiri pesta Ridho dan Wulan.

Menurutnya, bencana yang terjadi saat pergelaran pesta anaknya tersebut adalah kuasa allah. Sebagai mahluk ciptaan tuhan, tentunya harus siap menerima ujian, karena ada hikmah disetiap bencana yang datang

“Insyaallah kami tetap bersyukur, karena prosesi pernikahan ananda kami masih bisa kami laksanakan, meski dengan sederhana. Moga ujian ini bisa mejandikan mereka keluarga yang kuat sakinah, mawahdah, warahmah,” tegas Hensry.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *