Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMANASIONALPERISTIWASENI & BUDAYATERBARU

Peringatan Tritura dan Peresmian Musium Angkatan 66 Sumbar

710
×

Peringatan Tritura dan Peresmian Musium Angkatan 66 Sumbar

Sebarkan artikel ini

PADANG, RELASIPUBLIK – Tritura yang diperingati setiap tanggal 10 Januari, merupakan Peristiwa dan aksi dan perjuangan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) kepada pemerintah pada tahun 1965 yang mengusung Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura), Bubarkan PKI beserta ormas – ormasnya, perombakan kembali kabinet Dwikora dan menurunkan harga sembako yang pada saat itu Indonesia mengalami kesulitan, baik dari segi ekonomi maupun politik.

” Semangat Tritura merupakan sebuah gerakan pemuda menyadarkan bangsa untuk menjaga ideologi Pancasila dan UUD 1945, dalam konteks yang benar dan pemuda harus menjadi pelopor dalam menegakkan dan mempertahankan nilai-nilai sejati kebangsaan”, ungkap Irwan Prayitno sebagai Keynot Speaker dalam acara Bedah Buku Pelaku dan Saksi Sejarah Angkatan 66 Sumbar bertutur tentang Tritura dalam rangka Peringatan Tritura dan Angkatan 66 ke-53 tahun 2019 di Auditorium Gubernur Sumbar, Kamis (10/1/2019).

Tritura merupakan tanggungjawab pemuda terhadap bangsa dan negara yang harus dipertahankan dan menjadi penyemangat bagi pemuda. Pemuda adalah harapan bangsa, yang bisa merubah kearah yang lebih baik.

” Semangat Tritura ini menjadi pemahaman bagi mahasiswa sebagai harapan suatu bangsa untuk merubah ke arah lebih baik, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah,” ungkap Irwan Prayitno.

Lebih lanjut Gubernur menjelaskan persoalan perjuangan Tritura terharap tuntutan ketersedian pangan saat ini di Sumatera Barat.

“Alhamdullillah, di Sumbar kita sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan ditingkat nasional dalam ketahanan pangan dan mampu mengendalikan inflansi, ini membuktikan bahwa masyarakat menyatu dengan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, ” ujarnya.

Gubernur Irwan Prayitno juga menegaskan tentang ideologi komunis tidak akan berkembang di Nusantara, karena sejarah telah membuktikan. Jika ada mahasiswa yang melakukan perbuatan dan berprilaku paham komunis jelas ini akan ditentang dan dilawan oleh rakyat Indonesia.

“Indonesia telah menetapkan tegas idelogi negara adalah Pancasila. Pemuda tentu menjadi pelanjut pelopor mempertahankan ideologi pancasila dimanapun berada dan dimana disetiap masa,” seru Irwan Prayitno.

Ketua umum Laskar Ampera Arief Rahman Hakim Sumatera Barat, H. Bahtiar Kahar dalam sambutanya menyampaikan, bahwa lahirnya Tritura tidak lepas dari perjuangannya membubarkan G30S/PKI tahun 1965 yang membangkitkan gelora dan semangat pemuda untuk tetap memperjuangkan idiologi Negara Indonesia.

Seluruh pemuda dan mahasiswa bersatu yang tergabung dalam KAMI, KAPPI dan organisasi pemuda lainnya dalam aksi demontrasi menuntut Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu bubarkan PKI beserta ormas – ormasnya, Perombakan kembali kabinet Dwikora dan Menurunkan harga Sembako.

“Pelaku dan saksi sejarah angkatan 66 Sumbar, bertutur tentang Tritura dan peresmian musium angkatan 66 Sumbar di Bukittinggi menjadi tempat bersejah bagi kita, untuk kami menerbitkan sebuah buku yang bertutur tentang Tritura,” kata Bakhtiar.

Semoga terbitnya buku tersebut dapat menjadi referensi bagi anak muda atas perjuangan pemuda dalam kemerdekaan.

Hadir dalam peringatan hari Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) angkatan 66 ke – 53 Tahun 2019 tingkat Provinsi Sumatera Barat ini Kepala Kesbangpol Naswir, Forkopimda Sumbar, para pejuang angkatan 66, organisasi kepemudaan, dengan jumlah lebih kurang 300 orang. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *