SUMBAR, RELASIPUBLIK – Pengurus Provinsi Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Provinsi Sumatera Barat dilantik oleh Ketua DPP Pemuda LIRA Nasional di Aula Kantor Gubernur, Sabtu (26/5/2018).
Wakil Gubenur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam kesempatan itu mengharapkan, pemuda aktif pada seluruh pesta demokrasi, mulai dari Pilkada di daerah hingga Pilpres.Buktikan pemuda itu hadir dan ikut memilih sebagai bagian dari menentukan keberlanjutan bangsa.
Dan pemuda dalam memilih mesti cerdas pula dalam menentukan pilihan nya jangan sampai ikut-ikutan memilih saja. Harus berdasar hari nurani, dan pencermatan terhadap apa yang akan dipilih.
“Jangan sekadar pilih pemimpin berdasar informasi sekilas. Dalami sebelum memilih. Kalau tidak bisa celaka, ternyata keliru memilih kepala daerah yang hobinya pencitraan. Rakyat juga yang susah nantinya,” harap Wagub Nasrul Abit
Hadir Wakil Ketua DPR RI Fadlyzon, Ketua DPP Pemuda LIRA Adam Irdam, S. Sos. Prof. Dr. Musliar Kasim, MSc, tokoh-tokoh politik Sumbar lainnya.
Wagub Nasrul Abit juga menambahkan, saat ini perkembangan teknologi informasi hampir tidak terkendali. Dari 263 juta penduduk Indonesiaa, 133 juta telah mempergunakan handphone dan dari data 3,8 jam sehari orang Indonesia membuka HPnya.
Bagi generasi muda ini cukup prihatin kita, karena jika generasi muda disibukan dengan HPnya, kapan lagi mereka mempelajari pendidikannya, mengaji dan membaca buku pelajaran.
Selain itu, tanpa disadari perkembangan pemberitaan hoax amat memilukan, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Hal ini tentu Pemuda LIDA diharapkan berperan aktif membendung dan meluruskan informasi dalam menjaga stabilitas nasional dan menjaga nilai-nilai nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa, himbau Nasrul Abit.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berharap, selalu ada kegiatan penyadaran politik bagi generasi milenial, yang mulai tak acuh pada hak dan kewajiban dalam politik. Padahal politik merupakan alat untuk mensejahterakan masyarakat.
“Ada estafet di tangan pemuda. Mereka harus diberikan penyadaran. Apalagi generasi milenial yang sebagian skeptis terhadap politik,” ungkap Fadli Zon ketika memberikan arahan dalam diskusi bertajuk pemuda generasi milinial.
Fadli Zon mengatakan, di tangan pemuda keberlanjutan bangsa ini melalui Pemilu 2019 ditentukan. Sebab, hasil survei menyatakan, jumlah pemilih pada Pemilu 2019 mendatang, 55 persennya merupakan pemuda yang berusia 17 sampai 38 tahun.
Sementara, Kementerian Dalam Negeri juga menyebutkan, 8,7 juta pemilih pemula pada Pemilu 2019.
“Pemuda sangat diharapkan untuk memilih. Berbagai pihak berkepentingan, pemerintah, mulai dari partai politik, dan organisasi kemasyarakatan harus mendukung supaya pemuda sadar hak dan kewajibannya dalam politik. Pemuda harus diberi penyadaran, bahwa politik bukan sekedar alat untuk mencapai tujuan perorangan atau kelompok, melainkan untuk merealisasikan misi mensejahterakan masyarakat,” bebernya.
Fadli Zon berharap, pemuda Indonesia semakin cerdas, aktif berpolitik, sehingga angka golput bisa digerus. Sebab, golput masih menjadi momok bagi demokrasi di republik ini.
Menengok pelaksanaan pemilihan legislatif (Pileg) tahun 2014 lalu, angka golput mencapai 24, 8 persen. Persentase golput itu, justru lebih tinggi dibanding suara yang diraih partai peserta Pileg. Ambil contoh pemenang Pileg, PDI Perjuangan, hanya memperoleh suara 18,95 persen, capaiannya masih dibawah golput. Angka golput pun semakin membengkak pada Pilpres 2014, yakni mencapai 30,42 persen. (**)