SUMBAR, RELASI PUBLIK – Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pesisir Selatan semakin mendekat, dengan sejumlah kandidat yang telah resmi mendaftarkan diri ke KPUD. Suasana semakin dinamis, dan diskusi di kalangan masyarakat pun semakin hangat. Pertanyaan yang sering muncul, “Siapa sosok pemimpin yang tepat untuk memimpin Pesisir Selatan lima tahun ke depan?” menjadi topik utama di berbagai tempat, mulai dari warung kopi hingga ruang diskusi formal.
Mardianton, seorang aktivis sosial dan pemuda yang aktif di Pesisir Selatan, menggambarkan sosok pemimpin yang ideal seperti seorang pilot yang handal. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk bisa mengendalikan “pesawat” pemerintahan. Menurutnya, tanpa kemampuan yang memadai, risiko kesalahan akan sangat besar, terutama di Pesisir Selatan yang menghadapi beragam tantangan. Seorang pemimpin harus mampu mengelola tanggung jawab besar dengan kebijaksanaan dan karakter yang kuat.
Lebih lanjut, Mardianton menegaskan bahwa pemimpin yang baik harus lahir dari aspirasi masyarakat. Sosok yang terpilih harus memahami karakteristik lokal dan memiliki komitmen tinggi untuk memajukan Pesisir Selatan. Selain itu, integritas dan sikap yang baik merupakan fondasi penting dalam kepemimpinan. Pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi bawahan, serta menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran.
Masyarakat Pesisir Selatan, menurut Mardianton, menginginkan pemimpin yang memiliki sejumlah karakteristik ideal. Di antaranya adalah kemampuan komunikasi yang baik, keberanian untuk menginspirasi, serta ketenangan dalam menghadapi tekanan. Pemimpin juga harus rendah hati, namun tetap tegas dalam membuat keputusan, dan mampu berinovasi untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan daerah.
Mardianton juga menyoroti perbedaan antara seorang pemimpin dengan “bos.” Seorang bos hanya mempekerjakan bawahannya, sementara pemimpin menginspirasi mereka. Bos menimbulkan ketakutan, sedangkan pemimpin menyebarkan kasih. Dalam komunikasinya, bos sering menggunakan kata “saya,” sementara pemimpin berkata “kita.” Pemimpin membangkitkan rasa hormat, sementara bos hanya menuntut penghormatan. Gaya kepemimpinan inilah yang menurut Mardianton harus menjadi perhatian dalam memilih calon pemimpin.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak oleh pencitraan sementara yang sering kali hanya untuk kepentingan politik sesaat. Mardianton menekankan pentingnya untuk tidak terpengaruh oleh kampanye hitam atau opini provokatif di media sosial. Di era teknologi yang semakin maju, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menyaring informasi agar tidak mudah terpecah belah oleh narasi yang tidak bertanggung jawab.
Menjelang hari pemilihan, Mardianton mengajak seluruh masyarakat Pesisir Selatan untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin. “Siapa yang layak memimpin Pesisir Selatan lima tahun ke depan? Hanya masyarakat yang bisa menentukan masa depan daerah ini,” katanya. Suara rakyat di bilik suara akan menjadi penentu arah pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan dalam beberapa tahun mendatang. (d2)