Relasipublik.com Jakarta – Hingga saat ini, sudah 49 orang keluarga korban yang melapor ke RS Polri, diduga menjadi korban kebakaran pabrik mercon, PT Panca Buana Cahaya, di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
“Yang sudah sampai kesini (melapor) ada 49 orang, sampai jam sekarang (pukul 17.00 WIB),” sebut Ketua Tim DVI RS Polri Kombes Pramujoko, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).
Menurutnya, jumlah keseluruhan korban tersebut, karena satu korban bisa dilaporkan oleh dua hingga tiga orang.
“Korban kan ada 47, tapi satu orang itu kadang-kadang ada dari temennya melaporkan, keluarganya melaporkan. Biasanya pelaporan ante mortem itu lebih banyak dari jumlah korban,” terangnya.
Dia menjelaskan, sampel DNA dari keluarga korban terdekat yang melapor juga sudah diambil.
“Benar, sampel sudah kita ambil. Dari pengambilan itu ada yang kira-kira masih bisa diperiksa DNA, ada juga yang enggak bisa. Karena kalau sudah terbakar parah gitu, enggak bisa diperiksa DNA nya, dikarenakan sudah rusak,” jelasnya lagi.
Dikatakannya, selain DNA, Pramujoko berharap, agar pihak keluarga atau kerabat korban yang melapor dapat menyertakan foto-foto yang didalamnya terdapat gigi korban.
“Kami sangat berharap dari keluarga korban, teman dekat, atau rekan-rekan yang biasa main Facebook bareng itu, bisa memberikan foto-foto yang bisa memperlihatkan gigi (korban),” ungkapnya.
Ditambahkannya, kalau menyerahkan foto misalnya yang terdapat tato, itu tidak berguna. Sebab, badan korban rata-rata sudah hangus.
“Kalau foto menunjukkan tato segala macam enggak ada manfaatnya, karena kulit sebagian besar korban banyak yang sudah hangus. Tapi kalau gigi masih ya, 80 persen bisa kita periksa,” harapnya.
Lebih lanjut kata dia, pihaknya akan mengandalkan dari pemeriksaan DNA, yang kemungkinan baru 2-3 hari ke depan ada hasilnya.
“Sehingga DNA dalam waktu awal-awal ini kita gunakan,” tegas Pramujoko.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran yang melanda pabrik kembang api di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis, 26 Oktober 2017, tak berlangsung lama. Namun, insiden itu merenggut banyak korban jiwa.
Hingga pukul 16.30 WIB, data kepolisian menyebut, ada 47 korban, mayoritas perempuan. Sementara, 43 orang lainnya luka-luka.
Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang, Agus Suryana, mengatakan kejadian itu adalah kebakaran yang paling menyedihkan yang dihadapi para anggotanya.
“Kejadian ini adalah sejarah buruk, kelam, buat pasukan biru. Kebakaran ini adalah kejadian yang paling besar di Kabupaten Tangerang.” jelasnya Agus kepada Wartawan.
Menurutnya, kebakaran itu sejatinya tak besar. Sebab, kobaran api itu bisa diatasi dalam dua jam. Namun, para petugas yang melakukan evakuasi dihadapkan pada sejumlah kejutan tak menyenangkan.
Dijepaskannya, di bagian belakang pabrik yang hangus, ditemukan para korban yang tak lagi bernyawa. Kondisi mereka mengenaskan, bahkan sebagian besar tak lagi bisa dikenali.
Apa yang membuat kebakaran tak seberapa besar bisa merenggut banyak korban jiwa? Belum ada jawaban pasti. Polisi masih melakukan penyelidikan.
Namun, sejumlah saksi mata mengaku mendengar suara dua ledakan. Pertama terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, sementara yang kedua menggelegar sejam kemudian.
“Kemungkinan, korban yang banyak meninggal adalah pada ledakan kedua,” terangnya.
Berdasarkan data dilapangan, jika dibandingkan dengan peristiwa kebakaran sebelumnya, tingkat keparahan kebakaran adalah “Kamis (26/10/2017) kelam” di Tangerang yang sangat dahsyat.
Misalnya, dua bulan lalu, kebakaran hebat di sebuah pabrik tiner di kawasan pergudangan Kadu Manis, Tangerang, baru bisa dipadamkan dalam waktu 11 jam. Namun, tidak ada korban jiwa dan orang-orang yang terluka.
Berdasarkan catatan Liputan6.com, kebakaran di Tangerang merupakan kebakaran pabrik kembang api terbesar di Tanah Air selama tahun 2017.
Pada 23 Juli 2017, sebuah rumah tempat memproduksi mercon meledak di Kebumen, Jawa Tengah. Sebanyak 23 rumah di sekitarnya rusak, sementara korban jiwa nihil.
Sementara pada 31 Mei 2017, sebuah rumah tempat produksi petasan juga meledak di Pamekasan, Jawa Timur. Dua orang meninggal dunia dan satu luka pada peristiwa tersebut.
Pembandingnya tak hanya di Indonesia. Kebakaran pabrik kembang api di Tangerang juga lebih mematikan dibanding kejadian serupa di Meksiko.
Pada Desember 2016, ledakan hebat terjadi di sebuah pasar kembang api San Pablito, 32 kilometer di luar Mexico City. Akibatnya, 26 orang tewas dan banyak lainnya yang terluka.
Video dari lokasi kejadian menunjukkan, sejumlah besar kembang api melesat dan meledak di udara saat tersulut api. Area kemudian ditutupi awan gelap yang tebal.
Polres Metro Tangerang Kota telah memeriksa sejumlah saksi untuk menguak misteri penyebab kebakaran tersebut. Namun, tak banyak informasi yang didapat.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan menjelaskan, pihaknya mengaku belum meminta keterangan dari korban selamat terkait ledakan gudang kembang api.
“Kita kedepankan kemanusiaan dulu, mengutamakan evakuasi dan mencari korban. Untuk penyebab atau dugaan awal ledakan kita masih lidik,” jelas Harry.
Sumber : Liputan6.com