PADANG, RELASI PUBLIK – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa pengembangan budi daya ikan kerapu kembali menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya mengoptimalkan potensi perikanan budi daya laut di Sumbar pada tahun 2024. Alasannya, ikan kerapu tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga Sumbar memiliki garis pantai yang cukup panjang.
“Pertumbuhan potensi budi daya ikan kerapu di Sumbar sangat besar, terutama karena garis pantai kita yang panjang. Ikan kerapu juga merupakan komoditas ekspor, sehingga memiliki nilai ekonomi yang signifikan,” ujar Gubernur Mahyeldi di Padang pada Rabu (24/1/2024).
Saat ini, pengembangan budi daya ikan kerapu Sumbar baru dilakukan di dua daerah, yaitu Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan tingkat pemanfaatan lahan baru mencapai 14,54 hektar dari total lahan potensial untuk budidaya air laut sebesar 17.703 hektar.
“Garis pantai Sumbar masih menyediakan ruang yang sangat luas bagi investor yang ingin terlibat dalam pengembangan budi daya ikan kerapu di daerah ini,” tegas Mahyeldi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda, menyatakan bahwa hasil budi daya ikan kerapu Sumbar telah menjadi komoditas ekspor selama beberapa tahun terakhir.
“Selain memenuhi kebutuhan lokal, hasil budi daya ikan kerapu Sumbar juga berhasil menjadi komoditas ekspor,” ucap Reti.
Lebih lanjut, Reti mengungkapkan bahwa sejak pertengahan 2023 hingga awal 2024, ikan kerapu hasil budidaya perairan Sumbar telah diekspor dua kali ke Hongkong dengan total volume mencapai 20 ton setiap kali.
Harga ikan kerapu di pasar ekspor saat ini cukup tinggi, mencapai Rp420-450 ribu per kilogram untuk ikan kerapu bebek dan sekitar Rp100 ribu per kilogram untuk kerapu hibrid.
Reti menambahkan bahwa untuk merangsang pertumbuhan pembudidaya ikan kerapu di Sumbar, pihaknya telah melaksanakan program bantuan pakan. Hanya selama tahun 2023, jumlah bantuan pakan yang didistribusikan mencapai 14.560 kilogram, dengan alokasi terbanyak untuk pembudidaya di Kabupaten Pesisir Selatan (11.320 kg) dan Kabupaten Kepulauan Mentawai (3.240 kg).
Dengan harapan potensi budi daya ikan kerapu yang menjanjikan dan dukungan pemerintah daerah yang besar, diharapkan pengembangan budi daya ikan kerapu di Sumbar semakin diminati oleh para investor. (adpsb)