PADANG, RELASIPUBLIK— Persoalan tandan buah segar (TBS), di Sumatera Barat khususnya Pesisir Selatan selalu dibeli di bawah harga pasar, sehingga membuat petani sawit “menjerit”, dan resikonya kondisi perekonomian pemilik kebun swadaya makin terpuruk.
Hal tersebut disampaikan Novermal Yuska anggota DPRD Pesisir Selatan dari fraksi PAN, ketika diajak ngobrol di porkes “Ngopi Toad” Sabtu (22/10/2022), di Mabes Veteran 50, Padang.
Novermal juga menerangkan, sebenarnya melalui surat Gubernur Sumbar pada tahun 2020 sudah ada niat untuk mengangkat harga jual TBS, melalui kebijakan Bupati setempat, termasuk Kabupaten Pessel.
“Coba bayangkan kalau pemilik kebun swadaya yang membiayaan dari awal secara pribadi tanpa bantuan pihak manapun, tidak diperjuangkan kemakmurannya maka akan mengakibatkan masyarakat pemilik terseok dalam kondisi semakin parah,” ungkapnya.
Ketika ditanyakan pemandu acara “Ngopi Toad” bertanya, berapa luas milik petani swadaya, dengan tegas Novermal mengatakan lebih dari 41Ha, yang harus diperjuangkan.
“Ini bukan masalah Pesisir Selatan saja, tapi masalah Sumatera Barat, kasihan para petani, agar pemilik pabrik bisa memberikan harga wajar, jangan lagi pengumpul melakukan pula pemotongan, sementara harga juga sudah rendah dari yang lain, karena di Pessel harga sawit masih di bawah Rp. 1000.000,”tambahnya.
Novermal meminta agar ada regilasi tentang harga sawit, karena Peraturan Gubernur sudah jelas, ada dasar pembelian dan tidak ada pemotongan seenaknya.
“Gubernur harus mengevaluasi Peraturan yang ada, sehingga harus ada sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar, baik Bupati maupun Pabrik Sawit, dan ini bukan berarti membunuh pengusaha, melainkan meminta agar pengusaha berpihak pada perekonomian rakyat,” tambah Novirmal.
Dia juga kembali menegaskan, apapun resiko akan tetap diterima Novirmal dan kawan-kawan di DPRD Pessel, yang penting masyarakat petani swadaya bisa mendapatkan hasil optimal, dalam menjual hasil kebunnya.
Ketika ditanya, kapan deadline dari perjuangannya, Novermal mengatakan team yang dibentuk akan memperjuangkan secepat mungkin, dan berharap bupati juga melakukan dukungan, sehingga petani makmur, daerah juga akan semakin maju.
‘”Alhamdulillah pimpinan dan anggota DPRD Pessel sepakat agar ini bisa diselesaikan secepatnya, tergantung niat kita semua untuk menyelesaikan masalah ini, yang kita awali dengan duduk bersama dengan bupati dan panik kelapa sawit,sehingga ada regulasi jelas, sehingga tidak ada lagi pemotongan dan harga dan bawah pasar,” tutup Novermal. (***)