Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Mesjid Raya Sumbar Jadi Kawasan Halal Lifestyle Unggulan di Indonesia

426
×

Mesjid Raya Sumbar Jadi Kawasan Halal Lifestyle Unggulan di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (Sekda Prov. Sumbar), Hansastri, meresmikan Mesjid Raya Sumbar sebagai sebuah Kawasan Halal Lifestyle (KHL) di Sumbar. (Foto dok adpsb)

PADANG, RELASI PUBLIK — Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (Sekda Prov. Sumbar), Hansastri, meresmikan Mesjid Raya Sumbar sebagai Kawasan Halal Lifestyle (KHL) unggulan di Sumbar. Pemerintah Provinsi Sumbar telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk pengembangan lebih lanjut.

Hansastri, juga Ketua Umum Pengurus Masjid Raya Sumbar, menyatakan bahwa Sumbar kini menjadi daerah percontohan dalam pengembangan KHL di Indonesia. Ia menekankan komitmen untuk menjadikan inisiatif ini berhasil meski tantangannya besar.

“Pengembangan KHL akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, kami akan mengisi kawasan ini dengan kuliner dan fashion halal. Kedua, kami akan melengkapi dengan beragam fasilitas pendukung,” ungkap Hansastri.

Lokasi KHL ini akan difokuskan di lantai dasar masjid, dengan rencana kerjasama Pemprov Sumbar dengan Bank Nagari untuk pembangunan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini bertujuan membuat lantai dasar Masjid Raya Sumbar menjadi ruang yang nyaman bagi pengunjung.

Hansastri menegaskan bahwa langkah ini merupakan kelanjutan dari prestasi Sumbar sebagai destinasi wisata dan kuliner halal dunia. Dalam hal ini, Sumbar dinilai siap untuk menjadi percontohan kawasan wisata halal Indonesia, dengan infrastruktur yang memadai dan dukungan kebijakan pemerintah daerah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menambahkan bahwa pemilihan Masjid Raya Sumbar sebagai Pilot Project KHL didasarkan pada kesiapan lokasi untuk pengembangan wisata halal di Indonesia. Infrastrukturnya memadai, dan kebijakan pemerintah daerah mendukung, termasuk dalam hal transaksi keuangan yang sesuai syariah.

Harapannya, kawasan ini akan terus berkembang, tidak hanya memenuhi kebutuhan praktis pengunjung, tetapi juga mengangkat nilai-nilai keagamaan. Dengan demikian, diharapkan mampu menarik minat wisatawan muslim dunia yang jumlahnya mencapai sekitar 150 juta jiwa. (adpsb/Busan).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *