PADANG PARIAMAN, RELASIPUBLIK ––Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, SIP, MH berharap Pondok Pesantren Bustanul Yaqin Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, bisa menhasilkan lulusan yang berkualitas dan bermartabat.
Hal itu disampaikan Leonardy saat memberikan sambutan di acara pemberian ijazah Tsanawiyah (Salafiyah Wustha) dan Wisuda Tahfidz Pondok Pesantren Bustanul Yaqin, Sabtu (28/12).
Diharapkannya, Pondok Pesantren Salafi ini bisa menjadikan santrinya berbudi pekerti baik yang merupakan manusia yang mampu membina dirinya menjadi berkualitas dan bermartabat,” ujarnya.
Santri yang berbudi pekerti kata Leonardy, pasti rajin menuntut ilmu dan mampu mengamalkan ilmunya. Pengamalan ilmu itulah yang membentuk dirinya dan dengan karakter yang terbentuk itulah di akan dihormati.
“Pesantren Bustanul Yaqin sebagai salah satu cabang dari 17 cabang Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan memiliki guru-guru yang handal. Pemimpin pondoknya seorang doktor. Tidak salah jika banyak orang tua yang ingin anaknya menimba ilmu di sini,” sebut Leonardy.
Dia pun berharap lulusan Pesantren Bustanul Yaqin bercita-citalah untuk ke Mesir, Mekkah, Madinah, Marokko dan universitas terkemuka di Timur Tengah lainnya. Mumpung alumni dan pengajarnya punya jaringan bagus ke sana. “Untuk ke Al Azhar minimal hapal 2 juz dan lulus tes. Beasiswanya untuk 100 orang. Kita berharap lulusan pondok ini dan cabang Nurul Yaqin lainnya banyak yang jadi ulama panutan,” harapnya.
Diungkapkan Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu, Sumbar kekurangan ulama yang menjadi panutan. Siapa sekarang yang bisa dilabeli ulama kondang satu dekade ini. Bicara satu kalimat saja tapi maknanya dalam dan orang ikut dengan perkataannya itu. “Ini perlu kita pikirkan bagaimana menjadikan calon-calon Buya/Tuanku yang betul-betul didengar oleh umatnya,” kata Leonardy.
Leonardy berharap lima tahun berikutnya dapat terjawab. Tidak hanya ilmu, kualitas dan punya martabat menurut masyarakat. “Orang rindu mendengar perkataannya, ceramahnya, fatwanya,” tukuknya.
Para santri diingatkan untuk mengamalkan ilmunya. Bercita-citalah setinggi-tingginya. Kalau bisa setiap tahunnya ada lulusan Bustanul Yaqin yang melanjutkan ke Al Azhar Meair, ke universitas di Marokko, Mekkah dan Madinah.
Sementara itu, Asisten I Setda Kabupaten Padang Pariaman, yang juga Pembina Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan, Drs. Idarussalam Tuanku Sutan mengharapkan Leonardy menjadi “King Maker” menjadikan lulusan Bustanul Yaqin khususnya dan cabang-cabang Nurul Yaqin pada umumnya untuk menjadi kader-kader Leonardy di legislatif, baik di DPRD Padang Pariaman, DPRD Sumbar bahkan di DPR RI dan DPD RI.
Diharapkan makin banyak keluarga pondok yang makin mewarnai pemerintahan dan lembaga legislatif di Padang Pariaman dan Sumbar. “Saat ini sudah banyak lulusan kita yang menjadi doktor dan kandidat doktor. Ini yang termasuk membuat kita bangga,” ujar Idarussalam.
Terkait keluhan terbatasnya lahan yang bakal dimanfaatkan oleh pondok untuk membangun kelas, Idarussalam menghimbau Walinagari untuk berupaya agar Bustanul Yaqin tetap berada di Punggung Kasik.
Ketua Panitia Pelaksana, Irwanto TK. Bagindo Mangkuto, menyebutkan wisuda tingkat Tsanawiyah ada 12 orang dan wisuda Tahfidz sebanyak 15 orang 1-5 juz. Mereka ada yang berasal dari kota dan kabupaten di Sumbar hingga luar Sumbar.
Pimpinan Pondok Dr. H. Zainal Tuanku Mudo menyatakan, “Hari ini kita berada di majelis ilmu untuk menghormati orang-orang berilmu yang telah belajar dan menamatkan pengajarannya di pondok kami,” ujarnya.
Patut dibanggakan, orang tua yang mempercayakan anaknya belajar di Bustanul Yaqin berasal dari Balige, Jambi, Pekanbaru, Lampung dan lainnya. Panitia pun patut diapresiasi karena mampu melaksanakan kegiatan tanpa dimodali oleh pondok.
“Khusus Abang Leonardy kami ucapkan terima kasih karena hanya memanfaatkan kemajuan teknologi bisa hadir di sini,” ujarnya.
Kemenag yang saat itu diwakili KUA Lubuk Alung, Eriyanto sangat mendukung kegiatan pendidikan di pondok pesantren. Pondok turut membentuk generasi berkarakter. **