PADANG, RELASIPUBLIK – Kejelian Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang menangkap peluang besar di era revolusi industri dan di masa pandemi covid-19 mendapat apresiasi dari Senator Sumbar, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH. Mampu melaksanakan wisuda ke-58 di Pangeran Beach, Sabtu, 25 Juli 2020 saja sudah merupakan keberhasilan.
Apresiasi tersebut berasalasan karena meski di tengah Pandemi, rektor dan jajarannya mampu menyelenggarakan wisuda dengan pemindahan jambul secara langsung oleh rektor dan mengacu pada protokol kesehatan. Bahkan lima kerjasama ditandatangani dengan PT. Perkasa Group, Dekopin Sumbar, LKKS Sumatera Barat, BPN Kanwil Sumatera Barat, dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Saya memberikan apresiasi kepada Rektor Universitas Taman Siswa Padang yang pada hari ini dapat menyelenggarakan wisuda ke-58 dalam masa pandemi covid-19. Bedanya dengan tahun lalu, kita sekarang pakai masker, pelindung wajah, sarung tangan dan lainnya sesuai protokol kesehatan. Luar biasa wisuda kali ini,” ujar Leonardy disambut tepuk meriah hadirin.
Leonardy mewakili orang tua juga mengucapkan terimakasih kepada rektor, para dosen dan tenaga kependidikan yang telah bekerja keras mendidik mahasiswa-mahasiswi Unitas Padang beberapa tahun ini.
Kepada wisudawan, Leonardy mengatakan bahwa memang tidak mudah apa yang dilakukan tiga setengah atau empat tahun sebelumnya. “Jika diingat-ingat semua yang pahit-pahit saja. Sekarang telah diwisuda, jadi sarjana barulah manisnya terasa. Jadi pendidikan itu berakar pahit, berbuah manis,” tegas Leonardy.
Leonardy mengingatkan kepada para wisudawan-wisudawati Unitas Padang bahwa apa yang mereka lakukan tiga setengah atau empat tahun ini harus berbuah manis. Mereka harus sukses.
Namun dia berharap para wisudawan/ti untuk bercita-cita untuk tidak menjadi PNS (kini ASN) menjadi pengusaha. Leonardy mencontohkan Audy Joinaldy yang memberikan orasi ilmiah di wisuda tersebut. Audy jadi pengusaha dulu baru terjun ke politik. “Jangan ke politik dulu baru menjadi pengusaha,” ujarnya.
Leonardy mengatakan sistem pembelajaran pun berbeda pada berbagai tingkatan pendidikan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 pemerintah hingga Desember mewajibkan pembelajaran dilakukan dari rumah atau dengan sistem daring/online.
Leonardy mengakui banyak kendala yang dihadapi dalam pembelajaran daring tersebut. Orang tua kewalahan karena harus menjadi guru bagi anak-anak mereka. Belum lagi harus memenuhi kebutuhan perangkat dan data atau langganan internet. Keluhan-keluhan ini telah ditangkap DPD RI sebagai aspirasi yang harus diperjuangkan.
“Menurut penelitian, tidak baik juga anak-anak dibiarkan terus berdiam diri di rumah. Memang mereka belajar juga di rumah namun kurang bagus bagi perkembangannya, pertumbuhan mereka selanjutnya. Makanya DPD RI sangat penuh perhatiannya terhadap dunia pendidikan. Banyak hal yang telah disampaikan kepada pemerintah terkait hal ini,” ujar Ketua Badan Kehormatan DPD RI periode 2019-2024 itu.
Ketua Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Taman Siswa Ki H Irwandi Yusuf, SH pun mengapresiasi penyelenggaraan wisuda ke-58 di masa pandemi tersebut. Menurut Irwandi Yusuf, Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Taman Siswa (BPPTTS) juga menyampaikan apresiasi kepada rektor atas program-program kerja dan kegiatan kerjasama dengan pihak luar yang telah disampaikannya di hadapan Rapat Senat Terbuka tadi.
Dia pun memuji langkah rektor yang yang baru untuk membentuk UPT Penerimaan Mahasiswa Baru. Adanya UPT ini mengubah teknik penerimaan mahasiswa baru di Unitas.
“Kami juga berharap kepada Ki Leonardy Harmainy untuk menyampaikan arahan dan pandangannya terkait kuliah daring dan dukungan pemerintah terhadap kuliah daring ini. Sayang jika kehadiran beliau hanya untuk melihat kita wisuda saja,” ungkapnya di hadapan senat perguruan tinggi, dosen, wisudawan, orang tua dan tamu undangan.
Direktur IPDN Kampus Sumatera Barat, Ki Dr. Tun Haseno mengatakan ada semangat yang kuat dengan Taman Siswa karena ayahnya pendiri Taman Siswa. Dia mengungkapkan tentang nagari binaan berbasis IT di Tanah Datar. “Saya mengajak kerjasama Univerisitas Taman Siswa untuk menjadikan sebuah role moel yang kami namakan Smart Regency atau Smart Nagari,” urainya.
Rektor Unitas Padang, Sepris Yonaldi, S.E, M.M kepada wisudawan/wisudawati mengatakan pada hari itu diwisuda sebanyak 133 mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi tersebut. Momen wisuda dimanfaatkan sang rector untuk membangkitkan kebanggaan para wisudawah terhadap almamaternya. Universitas Taman Siswa berada di peringkat 110 dari 3320 perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta (data Kemenristekdikti). Sementara berdasarkan webometrics, Universitas Taman Siswa berada pada peringkat 656 dari 3320 perguruan tinggi se-Indonesia .
Kini Unitas Padang sudah mendapatkan akreditasi institusi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Unitas didukung oleh 20 orang doktor dimana dua diantaranya adalah doktor muda yaitu Dr. Hafrizal Okta Ade Putra, S.E, MM dan Dr. Nurlina, S.E, M.Si. Sebanyak 85 persen dosennya telah tersertifikasi. Dan kampus tersebut tengah bertransformasi menjadi kampus merdeka dan merdeka belajar. Makanya wisudawan tidak perlu minder, inferior dan berkecil hati ketika bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
“Yakinlah kita selevel dengan universitas-universitas terbaik di Indonesia tersebut. Apalagi kita dibekali dengan Konsep Pendidikan Ketamansiswaan oleh Bapak Pendidikan Nasional. Anda harus berani menerobos berkompetisi dengan institusi bergengsi dunia,” ungkapnya.
Sepris menyatakan dia perlu menyampaikan hal tersebut karena di era revolusi industri 4.0, tingkat persaingan di dunia kerja semakin sulit. Namun revolusi industri harus dipandang sebagai peluang yang sangat menjanjikan. Makanya Unitas membuka program-program studi baru yang inovatif serta memiliki daya saing yaitu Program Studi (Prodi) Aktuaria, Prodi Manajemen Ritel, Prodi Kewirausahaan, Prodi Geografi, Prodi Agribisnis, dan Pasca Sarjana Agroteknologi.
Unitas juga bergiat dalam riset dan pengabdian masyarakat sehingga LPPM Unitas Padang berada pada level Madya. Kegiatan riset ini menghasilkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sejumlah paten. Seperti yang dihasilkan Assoc Prof. Dr. Jamilah, MP. (*)