Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMANASIONALTERBARU

Komandan Korem 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl : Gunung Marapi Adalah Sahabat Kita

36
×

Komandan Korem 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl : Gunung Marapi Adalah Sahabat Kita

Sebarkan artikel ini

AGAM, RELASI PUBLIK – Komandan Korem 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl mengajak masyarakat membangun jiwa peduli dan menjalin silaturahmi demi mencari solusi Dalam perumpamaan, jadikan ia sebagai kawan bukan lawan Gunung Marapi layaknya sahabat yang harusnya disayangi, tidak boleh dibenci atau pun dijauhi. Hal itu dikatakan Rayen dalam Ngobrol Bareng bersama relawan dan masyarakat, Sabtu (27/1/2024) Malam di Jorong Limo Kaum, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Lanjut, upaya demi upaya digaungkan untuk mengedukasi warga terdampak bencana agar tak dihantui oleh prasangka yang disadari atau tidak, dari alam manusia. Menurut dia, erupsi Gunung Marapi menurutnya sah-sah saja terjadi, dan bisa jadi itu pertanda kepada manusia bahwa ia sedang dalam kondisi sakit, “ucapnya.

Ia mengimbau, kepada warga yang terkena dampak meletusnya Gunung Marapi Kabupaten Agam, Sumbar untuk tetap waspada. Disamping marapi adalah teman dan sahabat kita. Marapi itu hidup dan ciptaan Tuhan yang Maha Esa sebelum kita ada dia sudah ada dari sebelumnya bahkan ratusan tahun,” Katanya Rayen.

Keberadaan Gunung Marapi itu harus kita sayangi, kita bisa hidup bersama sama dengan marapi bisa hidup berdampingan damai seperti tahun sebelum nya Gunung Marapi adalah kebanggaan Sumatra Barat bahkan Indonesia.

Tuhan menciptakan Marapi dan memberikan hal yang terbaik untuk kemasyarakatan kita semua jangan kita menganggap Marapi itu adalah musuh. Dari segi positifnya Marapi hal-hal yang baik dari Marapi itu sudah banyak kita nikmati. jangan kita menganggap seolah-olah dia yang mengancam kita.” Terang Rayen.

Rayen meminta pada seluruh masyarakat mari kita berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa semoga erupsi Marapi i ini segera cepat selesai dan normal seperti sebelumnya.

Kata-Nya, kita saat ini untuk tidak lagi membahas status Marapi, lahar dan lavanya Gunung Marapi. Yang kita mau sekarang adalah langkah apa yang harus kita perbuat ke depan terhadap dampak batuk dari Marapi tersebut, tidak lagi mencederai kita , kita harus berfikir apa yang harus kita perbuat ke depannya sehingga sekalipun Marapi itu nanti erupsi lagi yang lebih besar apa yang harus kita perbuat, ” katanya.

“Ingat, alam tuhan selalu memberikan tanda-tanda, Alam sudah mengeluarkan tanda-tanda tapi kita malah cuek tidak mau tau menurut dia itu tidak benar .Tetapi alhamdulillah sejak tanggal 3 Desember tahun lalu hingga 9 Januari 2024 semua instansi bergerak dan sudah memahami.

Sebagai Danrem, dia merasa nyaman dan melihat semua instansi sudah bergerak sudah menyiapkan meskipun mungkin ada hal- hal yang belum maksimal dilakukan sehingga ke depan kita harus persiapan dan kita tata lagi apa yang lagi harus kita perbuat baik itu secara strategis dan secara staktis operasional dilapangan, ” ulasannya.

Salah satu manfaat dampak marapi ini memupuk silahturahmi diantara kita,seperti pada malam ini , kalau tidak ada dampak Marapi saya kata Rayen belum tentu bisa berkumpul disini dengan adanya Marapi seperti ini kita bisa bertegur sapa secara langsung selain menjalin silaturahmi Rayen juga menyerah kan bantuan secara simbolis bantuan Pangdam I/BB Bukit Barisan , Danrem 032/Wirabraja dan Dandim 0304 Agam berupa beras, telur, Indomie dan lainnya kepada warga yang terkena dampak gunung marapi Nagari Luak Tuo Posko II Gunung Marapi.

Dikesempatan itu, Ketua Forum Penanggulangan Risiko Bencana-FPRB Sumatera Barat, Hidayatul Irwan Menurutnya disamping doa dan upaya menanamkan jiwa peduli terhadap lingkungan dengan tidak melakukan berbagai kerusakan, warga terdampak bencana juga harus menunjukkan upaya nyata, bagaimana bisa bertahan untuk kehidupan selanjutnya Salah satunya dengan melakukan simulasi yang diharapkan dapat menekan dampak kerusakan atau kerugian pada manusia.

Sementara itu, Dandim 0304/Agam Letkol Arm. Bayu Ardhitya Nugroho Bayu Ardhitya menuturkan, pada kondisi normal, warga yang bermata pencaharian sebagai petani tetap melakukan aktifitasnya. Hal ini sejalan dengan ungkapan yang menyatakan, rasa sakit yang diisyaratkan alam tak harus ditakuti manusia. Manusia harus tetap berupaya, menjauhi hal-hal mudarat untuk mendapatkan manfaat alam semesta,”  terang Bayu. (DW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *