Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHPENDIDIKANTERBARU

Ketua Komisi V DPRD Sumbar Anggarkan Pembangunan SMAN1 Padang

335
×

Ketua Komisi V DPRD Sumbar Anggarkan Pembangunan SMAN1 Padang

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat Daswanto di Gedung DPRD setempat (Foto dok/Ist)

PADANG RELASIPUBLIK – Ketua Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat Daswanto asal fraksi PAN mengatakan, pihaknya mendorong anggaran pembangunan lokal baru atau ruang kelas baru di SMA 1 Padang. Idealnya anggaran direncanakan Rp 1,2 milyar untuk tiga ruang kelas baru lengkap mobiler.

“Kita akan dorong di APBD murni 2023 untuk berjuang, agar pelaksanaan ruang kelas baru di kampus I SMA 1 Padang,” ujar Daswanto di ruang khusus II DPRD Provinsi Sumbar, Selasa, 26 September 2022.

Menurut Daswanto dikenal vokal ini, pihaknya mendorong bidang pendidikan Provinsi Sumatera Barat semakin maju. Pihaknya ingin melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana di SMA di Sumatera Barat.

“Kita akan mendorong pelajar kita di Sumatera Barat semakin semangat dan cerdas di sekolah. Kita ingin juga guru dapat selalu meningkatkan kemampuan kompetensinya, agar pelajar dapat memahami pelajaran diberikan guru di sekolah,” ujar Daswanto.

Untuk diketahui ratusan siswa SMAN 1 Padang bersama orang tua, protes karena merasa dianak tirikan. Siswa kelas 1 ditempatkan belajar di Kampus II SMAN 1 Padang di Gedung SMA Bunda Jalan Bunda, Ulak Karang Kecamatan Padang Utara, Padang.

Siswa atau pelajar menginginkan persamaan hak untuk anak mereka agar bisa belajar bersama siswa SMAN 1 Padang lainnya di Kampus I di Jalan Belanti Raya, Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara.

Rori Paslah, salah seorang orang tua siswa mengatakan, pihaknya sudah kecewa dengan dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, karena dinilai amatir atau abal- abal mengelola dinas pendidikan.

“Mental anak-anak kami sudah kena. Kami hanya minta kesamaan hak antara anak-anak di kampus II dengan kampus I. Karena kampus II fasilitasnya tidak memadai dan lokalnya kecil. Dengan jumlah siswa 36 satu lokal tidak masuk akal,” ujarnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *