Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMA

Ketua DPRD Kota Padang Elly Trisyanti: Goro Sebagai Solidaritas Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

82
×

Ketua DPRD Kota Padang Elly Trisyanti: Goro Sebagai Solidaritas Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

Sebarkan artikel ini

SUARA PARLEMEN, RELASIPUBLIK – Ketua DPRD Kota Padang Elly Trisyanti menghadiri peringatan hari air. Bersama ratusan warga Pegambiran  gelar gotong royong di pinggiran Batang Jirak, Kelurahan Pegambiran  Ampalu, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Minggu (25/3/2018) Pagi.

Ketua DPRD Padang, Elly Thrisyanti mengatakan gotong-royong sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.  Terutama mereka yang membentuk komunitas-komunitas, karena dalam komunitas seperti ini akan terlihat dengan jelas.

Dia mengaku kegiatan ini belum maksimal. Untuk itu, dia berharap kegiatan ini berjalan secara berkesinambungan demi terciptanya lingkungan yang sehat dan asri.

Apalagi, air merupakan sumber kehidupan. Dengan menyelamatkan parit dan sungai otomatis telah meningkatkan sumber kehidupan.

Sementara Camat Lubuk Begalung, Rosail Akhyari berharap masyarakat lebih peduli dengan lingkungan. Dengan cara tidak membuang sampah ke riol atau sungai. Selain menimbulkan bencana juga akan mengundang penyakit.

“Saya masih menemukan warga yang membuang sampah ke sungai. Walau dia beralasan hanya sekedar meletakkan di pinggir sungai,” ujarnya.

Ketua Komunitas masyarakat peduli sungai Kecamatan Lubuk Begalung, M. Zulfa menyambut baik ajakan Ketua DPRD Kota Padang sekaligus mengisi kegiatan Peringatan Hari Air Dunia, Minggu, 25 Maret 2018.

Menurutnya, gotong-royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan. Bangga kegiatan gotong-royong yang biasa dilakukan masyarakat seperti dalam bentuk kerja bakti, dilakukan untuk kepentingan bersama. Selain itu gotong-royong juga dalam bentuk tolong menolong pada saat melakukan pesta pernikahan dan khitanan.

Untuk gotong royong yang bersifat pesta, beberapa hari sebelum pesta akan dilakukan terjadi sumbangan dari kenalan, tetangga ataupun kerabat datang membantu dalam bentuk bahan makanan, uang, ataupun tenaga, kemudian bantuan ini harus dikembalikan minimal dengan nilai yang sama.

Bahkan gotong-royong dapat pula terjadi pada saat adanya musibah ataupun kematian salah seorang warga komunitas, hal ini tidak dapat disebut kepentingan bersama ataupun kepentingan pribadi tetapi rasa kemanusiaan yang muncul di antara warga, karena musibah datangnya tidak diperhitungkan ataupun diketahui, sehingga warga yang mendapat musibah tersebut memerlukan bantuan dari warga lainnya, jelasnya panjang lebar. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *