Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHNASIONALTERBARU

Ketua Dekranasda Sumbar Ny Harneli Mahyeldi : Sumbar Basis Tenun dan Sulam di Indonesia

259
×

Ketua Dekranasda Sumbar Ny Harneli Mahyeldi : Sumbar Basis Tenun dan Sulam di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pembukaan kegiatan Peningkatan Kompetensi UMKM Kriya dilaksanakan langsung oleh Ketua Dekranas, Wury Ma’ruf Amin, Kamis (20/7/2023)di Lapangan Nagari Panyakalan, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.(Foto dok/adpsb)

SOLOK – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kriya di Kabupaten Solok mendapat kesempatan mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi yang merupakan program dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Pembukaan kegiatan Peningkatan Kompetensi UMKM Kriya dilaksanakan langsung oleh Ketua Dekranas, Wury Ma’ruf Amin, Kamis (20/7/2023)di Lapangan Nagari Panyakalan, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.

Ketua Dekranasda Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Harneli Mahyeldi mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi UMKM Binaan Dekranasda Kabupaten Solok. Pelaku UMKM Kriya nantinya mendapat pengetahuan dan pencerahan dari narasumber handal dan berkompetensi di bidangnya.

Acara yang dikemas dalam bentuk diskusi panel ini memberikan harapan kepada UMKM binaan. Terutama mengenal manajemen produksi dan branding bagi perluasan pasar kerajinan kriya, legalitas, kreatifitas dan inovasi bagi peningkatan daya saing UMKM Kriya. Selain itu, manajemen usaha dan pembiyaaan bagi usaha berkelanjutan UMKM Kriya serta pendaftaran hak cipta dan perlindungan mereka bagi UMKM Kriya.

Harneli berharap Dekranas terus membina Dekranasda Sumbar dan pelaku UMKM di Sumbar, sehingga produk kriya di Sumbar terus berkembang dan semakin diminati oleh berbagai pasar dalam dan luar negeri.

Harneli mengungkapkan diantara hasil UMKM Kriya adalah tenunan songket, sulaman dan bordir. Tenun songket, sulaman dan bordir di Sumbar telah berkembang cukup pesat hingga saat ini. Promosi kerajinan kriya ini telah diaplikasikan dalam bentuk, fashion dan interior yang menarik dan diminati banyak kalangan.

Dari Sumbar terlahir beberapa produk kriya sulam dan bordir, seperti kapalo samek, suji caia, sulam bayang, sulam banang mas, serta bordir kerancang. Salah satu produk kriya yang membuat kami bangga adalah, ternyata basis sulam dan bordir Indonesia ini ada di Sumbar,” kata perempuan yang akrab disapa Ummi Harneli itu.

Menurutnya, berbagai jenis motif bordir hasil dari beberapa pelatihan, baik yang diadakan pemerintah daerah, Dekranasda Sumbar, maupun pihak lain terus tercipta dan mengalami perkembangan. Sehingga produknya ditunggu-tunggu oleh para konsumen di Indonesia.

“Kami berharap kepada UMKM Kriya di Kabupaten Solok dapat memanfaatkan momentum ini dan teruslah berkarya agar produk unggulan Kabupaten Solok menjadi produk kriya unggulan di Sumbar, Indonesia dan dunia,” harapnya.

Ketua Dekranas, Wury Ma’ruf Amin mengapresiasi Kementerian Investasi/BKPM yang telah menginisiasi acara ini bekerja sama dengan Dekranas dan Dekranasda Provinsi sumbar, Dekranasda Kab. Solok. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi UMKM Kriya khususnya di Kabupaten Solok.

Wury mengungkapkan, Indonesia bangsa yang kaya budaya dan tradisi, serta memiliki potensi besar dalam industri kriya. Sebagian besar pelakunya berskala mikro dan kecil atau UMKM sektor kriya telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian negara.

Namun, di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, tantangan pelaku UMKM Kriya semakin beragam dan kompleks. Untuk mengatasinya diperlukan kreativitas dan inovasi. “Kreativitas memungkinkan kita melihat peluang baru, menghasilkan produk unik dan mampu beradaptasi memenuhi kebutuhan pasar yang berubah. Sementara itu, inovasi memungkinkan kita menciptakan proses produksi yang lebih efisien dan efektif,” ujarnya.

Pelaku usaha UMKM Kriya dapat meningkatkan daya saingnya dan memberikan nilai tambah lebih besar bagi produk-produk hasil karyanya, dengan menerapkan kreativitas dan inovasi. Pelaku usaha UMKM Kriya dapat menciptakan produk menarik dan bernilai tinggi dengan memadukan keahlian tradisional dan inovasi modern.

“Kita dapat mempertahankan kekayaan Budaya Indonesia melalui kreativitas. Kita dapat menghadapi tantangan zaman yang terus berubah dengan inovasi. Pelaku usaha UMKM Kriya tidak hanya menciptakan produk bernilai ekonomi. Tetapi juga mewariskan kekayaan budaya dan tradisi Bangsa Indonesia hingga dikenal dunia,” ungkapnya.(adpsb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *