PAYAKUMBUH, RELASIPUBLIK – Kampung tangguh dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di Kota
Payakumbuh, dinilai Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan, lebih baik dibanding kampung tangguh yang ada di provinsi lain.
Meski kampung tangguh di Payakumbuh, tidak pernah dilaunching, tapi kegiatan posko mandiri disetiap kampung atau kelurahan di Payakumbuh, sudah lebih baik ketimbang yang dilakukan kampung tangguh di pulau Jawa. “Orang baru berpikir, kita telah lebih dulu berbuat,” ucap kapolres.
Dalam rapat persiapan kampung tangguh Payakumbuh, di ruang pertemuan randang Balaikota, Rabu (10/6), Walikota H. Riza Falepi dan Kapolres Dony, mengajak sekdako, asisten, seluruh perangkat daerah terkait, camat dan lurah sesegeranya mewujudkan kampung tangguh dibeberapa kelurahan sebagai pilot projek.
Dikatakan, kampung tangguh Covid-19 di Pulau Jawa, hanya menang dipublikasi. Tapi, ternyata tidak sehebat yang dilakukan posko mandiri di Perum Kubang Gajah, Kelurahan Limbukan, Payakumbuh Selatan, serta sejumlah kelurahan lainnya, dalam pencegahan dan penanganan Covid-19.
“Kali ini, kita tak boleh kurang publikasi. Kita harus angkat ke media nasional, soal kampung tangguh Payakumbuh. Kita mohon pak gubernur dan pak kapolda yang bicara dimedia tetsebut”, ucap walikota dan kapolres sambil mengingatkan Kepala Dinas Kominfo untuk menyikapinya.
Menurut kapolres, kelebihan orang minang, semangat gotong royong yang tinggi. Itu sudah dilakukan, 43 kelurahan se-Kota Payakumbuh ketika mendirikan 74 posko mandiri, yang tidak disentuh anggaran dari pemko.
Biaya operasional posko mandiri disetiap kelurahan pun, tidak maangok kalua badan yang artinya tidak meminta bantuan ke luar. Semua pembiayaan, merupakan bantuan warga setempat. “Semangat seperti itulah yang perlu dipelihara dan ditingkatkan dalam membangun kampung tangguh ,” tegas kapolres.
Harapan walikota dan kapolres, kampung tangguh di Payakumbuh, bukan saja tangguh dalam pencegahan dan penanganan Covid-19, tapi juga tangguh disektor ekonomi, sosial budaya, ketahanan pangan, dan kamtibmas. Kampung tangguh yang ada di kota ini, harus merupakan role model di tingkat nasional, kata keduanya.
Secara spesifik, kata walikota dan kapolres, kampung tangguh yang harus dibangun, namanya tidak harus sama dengan keinginan pemerintah pusat. Kita harus mengangkat ciri khas tersendiri (lokal wisdom).
Ketika itu diangkat ke permukaan, spontan Kadiskes dr. Bakhrizal, menyarankan kampung tangguh Payakumbuh diberi label Kasiko Saraso dan Saseso.
Kasiko kepanjangan dari Kampung Siaga Covid-19. Saraso dan Saseso diartikan saraso basamo dalam sehat ekonomi dan sosial, paparnya.
Kasiko Saraso dan Saseso ini, direspon secara positif walikota dn kapolres. “Nama ini perlu diviralkan dan kampung tangguh Payakumbuh diyakini bakal berkibar di tingkat nasional,” ucap kapolres optimistis.
Menyiapkan kampung tangguh di tengah penerapan New Normal, dalam rangka memutus mata rantai wabah corona, diyakini kapolres badai Covid-19, bakal cepat berlalu di negeri ini.
Meski estimasi para ahli, Covid-19 masih akan berjalan panjang, tapi jika semua warga di kampung tangguh, komit dengan semangat
gotong royongnya, maka wabah virus Covid-19 bakal cepat berlalu.
Di Payakumbuh, ada tiga kelurahan di tiga kecamatan yang didorong untuk membentuk kampung tangguh sesegeranya.
Ketiga kelurahan itu, Limbukan di Kecamatan Payakumbuh Selatan, Payobasung di Kecamatan Payakumbuh Timur serta gabungan kelurahan Kotopanjang Padang dan Kotopanjang Dalam di Kecamatan Latina.
Bersama walikota, wawako, sekdako, asisten, pimpinan perangkat daerah terkait serta kapolres bersama jajarannya, turun ke kelurahan yang menyiapkan kampung tangguh tersebut, sepanjang siang dan sore. Dalam kunjungan itu, walikota dan kapolres memberikan bantuan berupa uang perangsang dan bibit ikan.(CAN)