PAYAKUMBUH, RELASIPIBLIK – Heboh soal penolakan jalan tol di dua nagari di Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, mendapat reaksi berbeda dari warga lainnya.
“Andai saja akses jalannya itu bisa (sesuai kajian tekhnis,_red) masuk dari Supayang, Tanah Datar lalu tembus ke Situjuah Batua, Situjuah Limo Nagari, maka kami (anak nagari) siap terima,” kata Pucuk Adat Situjuah Batua MKH Dt Marajo Kayo, Sabtu (29/2).
Walinagari Situjuah Batua DV Dt Tan Marajo menyebut, andai saja trase tol Sumbar-Riau bisa dilakukan ulang kajian tekhnisnya, maka akses jalan Tanah Datar-Limapuluh Kota yang melewati Supayang dan Situmbuak bisa dilalui ke Situjuah Limo Nagari.
“Kalau Situjuah Batua, siap. Kita akan dukung dan berikan fasilitas,” katanya. Walinagari Tungkar Yusrizal Dt Pado juga berkomentar demikian. “Kalau memang bisa dari Supayang ke Situjuah, terus trase Lareh Sago Halaban, ya kami siap,” kata Datuk Pado.
Sebelumnya, wakil gubernur Sumbar Nasrul Abit mengaku kecewa dengan adanya informasi penolakan pembangunan tol Padang-Pekanbaru oleh warga Limapuluh Kota.
Tepatnya oleh warga di dua nagari yakni Nagari Taeh Baruah dan Koto Baru Simalanggang Kecamatan Payakumbuh.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menjelaskan, pembangunan tol Padang-Pekanbaru terdiri atas tiga tahap.
Tahap pertama berada di Km 0 hingga 4,2. Tahap kedua, berada di Km 4,2 hingga 30, itu trase nya juga sudah berubah.
“Hasil keputusan Gubernur sudah diumumkan, awalnya jalurnya menerabas 246 rumah, kita tidak setuju, pemerintah tidak setuju, dan Pemprov tidak setuju.”
“Ini Insya Allah tidak ada masalah. Kita telah mencari daerah-daerah yang aman dan perbukitan yang kosong,” terang Nasrul Abit di Padang, Rabu (26/2/2020).
Sementara tahap ketiga, jalur tol Padang-Pekanbaru berada di Limapuluh Kota.
Di jalur tersebut masih dalam tahap sosialisasi trase dan belum ditetapkan.
“Kalau sudah setuju nanti ditetapkan. Jadi belum ada keputusan trase untuk Kabupaten Limapuluh Kota,” tegas Nasrul abit.
Komisaris Hutama Karya Wahyu Muriadi mengatakan, Pemerintah memberikan solusi dengan adanya konsep utuh Jalan Tol Trans Sumatera dan prioritas tambahan Pekanbaru, Bukittinggi ke Padang.
“Namun, dalam setiap rapat Hutama Karya pembangunan jalan tol Sumatera yang panjangnya 2700 KM yang dananya ratusan triliun ketika dievaluasi Sumbar yang 5 kilo sulitnya minta ampun,” ungkap Komisaris Hutama Karya, Wahyu Muryadi saat menjadi narasumber winwin solusion Focus Group Discussion yang diadakan langgam.id di Padang, Kamis (27/2/2020). (***)