PAINAN, RELASI PUBLIK–Jembatan Bendungan Koto Kandis Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) putus, Selasa (7/5) sekitar pukul 15.30 WIB.
Peristiwa itu terjadi karena Batang Lengayang meluap akibat hujan deras yang melanda daerah itu sejak siang hingga sore.
Jembatan dengan panjang sekitar 50 meter yang dibangun sekitar tahun 2004 itu merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Kampung Tampunik dengan Kampung Koto Kandis, Pauah, dan Kampung Koto Pulai.
“Karena tingginya luapan Batang Lengayang akibat hujan deras yang terjadi di hulu sungai, membuat tiang penyanggah jembatan roboh. Peristiwa ini terjadi ketika guyuran hujan masih deras sekitar pukul 15.30.00 WIB,” kata Wendri 43, warga setempat.
Disampaikannya bahwa peristiwa putusnya jembatan itu membuat warga geger, sebab berdasarkan laporan warga yang melihat, saat jembatan itu roboh ada dua orang warga yang tengah melintas di atasnya.
“Namun apakah benar atau tidak, belum bisa kita pastikan. Sebab hingga saat ini belum ada warga yang melaporkan keluarganya yang hilang,” jelas Wen.
Kejadian itu sudah dilaporkan warga kepada walinagari dan camat untuk ditindaklanjuti ke tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.
“Sebab kami berharap penanganan dengan segera bisa dilakukan. Karena kejadian ini telah membuat sekitar 5 ribu jiwa warga yang mendiami Kampung Koto Kandis, Pauh dan Koto Pulai yang ingin pergi ke Kampung Tampunik telah terisolasi,” ujarnya.
Camat Lengayang, Alpriyendri, ketika dihubungi Selasa (7/5) membenarkan kejadian itu, dan pihaknya melalui petugas telah turun ke lokasi guna melihat kondisi di lapangan terkait langkah-langkah yang akan diambil.
“Jembatan dengan panjang sekitar 50 meter dengan lebar 3 meter ini merupakan satu-satunya akses warga untuk menghubungkan empat kampung di Nagari Kambang Timur. Setiap hari ada ratusan warga yang melintasinya untuk mengangkut hasil produksi pertanian dan perkebunan. Sebab empat kampung ini merupakan penghasil karet, minyak nilam, gambir dan lainnya di Kecamatan Lengayang ini,” jelasnya.
Akibat kejadian itu maka warga yang akan pergi ke Kampung Tampunik dan beberapa kampung lainnya, terpaksa melewati jalan melingkar ke Kampung Kalumpang Koto Baru mencapai 7 kilometer.
“Karena jauh, maka masyarakat berharap penanganan segera bisa dilakukan oleh pemerintah. Hitungan sementara besar kerugian atas kejadian itu diperkirakan mencapai Rp 5 miliar,” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa terkait dugaan dua orang warga yang terseret saat jembatan itu roboh, sudah dilakukan penelusuran ke lokasi.
“Dari keterangan warga lainnya yang juga menyaksikan ketika itu, ternyata tidak ada warga yang terseret. Itu hanya salah lihat saja dari kejauhan. Walau demikian kita tetap meminta warga untuk melaporkan bila ada keluarganya yang hilang di sekitar nagari tersebut,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa peristiwa itu sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, dan berbagai pihak terkait lainnya di tingkat kabupaten.
“Karena intensitas hujan masih cukup tinggi saat ini dan juga diprediksi masih akan terus berlangsung beberapa hari kedepan, maka kepada masyarakat saya minta untuk meningkatkan kewaspadaannya. Terutama sekali bagi warga yang tinggal di kawasan sekitar pinggiran sungai dan daerah rawan longsor,” tutupnya. (Ninik)