JAKARTA, RELASI PUBLIK – Viral sekaligus heboh di jagad maya, soal seorang publik figur menggelar pesta pernikahan dengan memakai suntiang melenceng dari nilai adat dan tradisi Minangkabau.
Anak minang sedunia pun berisik atas kostum pernikahan digunakan publik figur itu, apalagi tahu dia tidak pula orang minang asli.
Terkait itu, Anggota DPR RI dari Dapil Sumbar II asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hj Nevi Zuairina pun angkat bicara
“Terus terang kami orang minang di manapun bereda menyaksikan video viral perhelatan seorang selebriti memakai suntiang, prihatin dan menjadi tamparan bagi adat dan budaya minangkabau yang selalu terjaga, adat minang itu tak lakang dek paneh tak lapuk dek hujan,”ujar Hj Nevi Zuairina Rabu 32/7-2024 kepada wartawan.
Bagi anak daro (gadis yang sedang menikah) suntiang itu adalah mahkota, dia menjadi ratu dalam kehidupannya, lalu baju dipakai sangat islami sebagai agama mayoritas di Sumatra Barat.
“Islam dan adat di minangkabau tidak bisa terpisah oleh apapun, itu makna Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,”ujar Hj Nevi
Hj Nevi selain legislator juga Bundo Kanduang di ranah minang, menegaskan Indonesia itu penuh dari keberagaman, tapi simbol-simbol adat dan budaya jangan dimodifikasi pula sesuai selera masing-masing.
“Karena keberagaman adat dan budaya, itu buat Indonesia kaya dan bersatu teguh bercerai kita runtuh. Namun soal simbol adat dan budaya tidka bisa dimodifikasi, penggunaan suntiang dan baju anak daro itu punya makna dan nilai adat. Kalau dimodifikasi dengan fashion kekinian pastilah melabrak nilai-nilai adat minang ini,”ujar Hj Nevi.
Anggota Komisi VI DOR RI yang kuga Anggota Banggar DPR RI ini pun berharap sang publik figur memodifikasi suntiang dan baju anak dari menciderai nilai adat minang kabau untuk ke depan lebih bersikap bijak.
“Ibu berharap si pengguna pakaian seperti viral di video itu bersikap bijak, karena pakaian adat minang itu tidak tentang fashion saja, tapi juga mengandung nilai adat dan budaya suatu daerah,”ujar Hj Nevi. (Rls)