Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMATERBARU

H.Hendrajoni: Kantor Camat Pancung Soal, Kolaborasi Arsitektur Etnik – Modren

285
×

H.Hendrajoni: Kantor Camat Pancung Soal, Kolaborasi Arsitektur Etnik – Modren

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELASIPUBLIK – Bupati Pesisir Selatan H Hendrajoni meresmikan pemakaian gedung baru Kantor Kecamatan Pancung Soal, di Inderpura, Minggu (2/2) siang yang ditandai dengan penanda-tanganan prasasti dan pembukaan selubung papan nama yang disaksikan oleh ninik mamak, tokoh masyarakat dan seluruh stage holder terkait di Inderapura Kecamatan Pancung Soal.

Ikut hadir pada peristiwa bersejarah Kecamatan Pancung Soal ini, adalah Anggota DPR-RI sekaligus Ketua TP-PKK Kabupaten Pesisir Selatan Hj. Lisda Hendrajoni, S.E,.M.M.Tr, Sekda Pesisir Selatan Ir. Erizon MT, mewakili Kapolres dan Dandim 0311 Pesisir Selatan, Anggota DPRD Pesisir Selatan – Dapil V Jufri, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pesisir Selatan Ir. Era Sukma Munaf ST, Kepala Bappedalda Yoski Wandri, S.P.I, M,Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DR.Junsu Trisno, Kepala Dinas Pasar Azral, Kepala Dinas Kesehatan dr. Satria Wibawa M, Kes, Kepala Dinas Pangan, Kepala Dinas Peternakan dan Keswan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Dalipal S.Sos dan Humas Protokoler Setda Kab.Pesisir Selatan. Acara serimonial peresmian Kantor Camat Pancung Soal ini dimeriahkan dengan Tari Sikambang yang dipersembahkan oleh Sanggar Budaya Rimbo Sarumpun, Inderapura.

Tari Sikambang ini berkisah tentang kesedihan hati seorang gadis Inderapura yang ditinggal merantau oleh pria pujaannya. Penatian panjang akan kehadiran kekasih pujaan tak terbendung. Untuk menghibur hatinya yang sedang gudah-gulana tersebut para gadis di sini menari, berdendang dan berbalas pantun kata-kata nasehat dengan iringan musik rebana dan gendang.

Bupati H. Hendrajoni, mengatakan desain arsitektur Kantor Camat Pancung Soal baru diresmikannya ini terinspirasi dengan karya artistetur budaya kerajaan tempo dulu di masa Kesultanan Inderpura, kolaborasi antara etnik dan modren dengan arsitur bangunan adat di Banda Sapuloeh, Pesisir Selatan. Konsep arsitektur ini dimaksudkan supaya nuasa kultural agak lebih terasa dan dapat dilestarikan oleh gemerasi sekarang.

“Peradaban Kesultanan Indrapura dan karya budaya negeri ini harus tetap dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan karya budaya atau seni arsitekturnya sebagai model desain bangunan sekarang,” jelasnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *