Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHPERISTIWA

Gubernur Sumbar Minta TPID Siapkan Langkah Antisipasi Dampak El Nino

1902
×

Gubernur Sumbar Minta TPID Siapkan Langkah Antisipasi Dampak El Nino

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 di Auditorium Gubernuran, Selasa 22 Agustus 2023. (Foto dok Pemprov Sumbar)

PADANG, RELASI PUBLIK—Belakangan frekuensi kejadian El Nino cenderung meningkat dengan durasi yang semakin panjang, tingkat anomali iklim yang semakin besar, dan siklus kejadian yang semakin pendek.

Seperti diketahui anomali iklim tersebut menyebabkan penurunan curah hujan dan ketersediaan air irigasi yang selanjutnya berimplikasi pada penurunan produksi pangan sebesar 3,06 persen untuk setiap kejadian El Nino.

Untuk mengantisipasi hal itu Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menginstruksikan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino tersebut.

Mahyeldi berharap fenomena yang berpotensi menyebabkan kekeringan dan berkurangnya produksi hasil pertanian itu tidak memicu inflasi di Sumbar.

“Kita perlu ada mitigasi untuk menghadapi dampak El Nino, agar jangan sampai memicu inflasi Sumbar. TPID kita harapkan bisa berperan maksimal untuk itu,” ujar Gubernur Mahyeldi saat membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 di Auditorium Gubernuran, Selasa 22 Agustus 2023.

Mahyeldi mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pemicu inflasi di Sumbar antara lain haga tiket pesawat terbang serta lonjakan harga pupuk dan pakan ternak. Faktanya, pupuk diperlukan untuk tanaman pangan seperti sayur mayur dan padi, sedangkan pakan ternak seperti jagung diperlukan untuk usaha peternakan ayam.

“Oleh karena itu, TPID perlu meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, untuk memastikan ketersediaan bahan pangan, pupuk, dan termasuk gas bersubsidi. Sebab, untuk pupuk dan gas, itu bukan kewenangan daerah, sehingga koordinasi sedari awal perlu dilakukan,” ujar gubernur mengingatkan.

Terkait Fenomena El Nino sendiri, gubernur menerangkan bahwa berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), disebutkan bahwa intensitas El Nino di Indonesia diprediksi menguat pada Agustus sampai September 2023. Sehingga berpotensi menyebabkan beberapa daerah di Sumbar dilanda kekeringan, yang juga berpotensi mengurangi produktivitas hasil pertanian, khususnya tanaman pangan.

“Dari sekarang perlu langkah-langkah antisipasi agar ketersediaan pangan tidak menipis karena produksi yang menurun. Mulai dari pengaturan periode cocok tanam, optimalisasi pengelolaan air, peningkatan jumlah cadangan beras dan jagung, serta optimalisasi kerja sama antar daerah,” harap Mahyeldi.

Meski dampak El Nino masih sebatas prediksi, Mahyeldi tetap meminta TPID untuk menyiapkan langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak jika sewaktu-waktu prediksi itu menjadi kenyataan.

“Pokoknya kita perlu memastikan agar tingkat inflasi Sumbar tetap terjaga,” ucapnya menutup. (adpsb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *