PADANG, RELASI PUBLIK – Pada 1-2 Juni 2024 Partai Gerindra melanjutkan tahap penentuan calon kepala Daerah yang akan diusung partai pemenang Pilpres ini ke Pilkada 27 November 2024.
86 calon Kepala Daerah provinsi, kota dan klKabupaten se Sumbar diassessment oleh Assessor expert dibidang masing-masing.
“Ini bagian dari penggalian kapasitas para calon pemimpin Sumbar ini, visi dan misi mereka akan dipreteli oleh para assessor yang dihadirkan Partai Gerindra,” ujar Koordinator Assessment Sam Salam, Rabu 5/6/2024.
Saat penggalian, Sam Salam menarik benang merah bahwa 86 Cakada itu hebat soal dulu dan terbatas pada 5 tahun ke depan.
“Kalau berpihak dari cerita hebat masa lalu dan ke kinian, itu semuanya oke, tapi bicara “future concept” (masa depan), hampir semua Cakada itu jauh panggang dari api,” ujar Sam Salam.
Artinya kata Sam Salam, assessment kemarin itu belum mencapai sasaran, selain Cakada dan assessor sepertinya terpengaruh dengan cerita memori dari Cakada tentang daerah.
Di zaman digital, selayaknya lebih banyak bicara “about the future” (masa depan); namun masih bicara lima tahun oriented program dari para Cakada, belum memikirkan “what’s going on” (apa yang akan terjadi) di Sumatera Barat “next” 20-30 tahun lagi. Di Amerika visi pemimpin itu untuk 100 tahun mereka mempunyai analisis tentang future, tidak short-time (jangka pendek) tok,” ujar Sam Salam.
Contoh kota Padang, yang diperkirakan akan sempit lahan parkir pada bangunan publik next 20 thn kedepan. Dulu orang “naik sepeda, kemudian motor, dan cukup sarana parkir dan “in future” akan terjadi “one car one person” (satu orang satu mobil) ini kata Sam contoh kecil saja, bagaimana Cakada mengatasi semakin sempitnya parkir di kota ini.
“Lihat saja banyak gedung publik dan fasilitas publik parkir mobil melimpah ke jalan raya, saat assessment kemarin Cakada Padang gak lihat kondisi kekinian kota Padang. Mereka terkenal soal Padang temporal doeloe yang saya pikir 30 tahun lalu tak mungkin mobil sebanyak ini di Padang, artinya update visi dan misi Cakada Padang belum setajam silet,”ujar Sam Salam.
Cukup siknifikan cakada dari generasi muda namun sayangnya minim dalam membicarakan “future concept” yang seharusnya lebih visioner memikirkan masa depan Sumatera Barat bahwa Sumber Daya Alam, salah satunya, yang berasal dari “fosil” ditutup untuk menghadapi “next zero emulsion”.
Menurut Sam Salam, dari hasil analisanya setelah melakukan assessment secara menyeluruh bahwa Sumatera Barat akan begini-begini saja untuk 5 – 10 tahun ke depan.
Sumatera Barat akan semakin tertinggal dengan provinsi lain untuk “Indonesia Emas 2045”, apabila “vision” pemimpinnya masih begitu-begitu terus.
Ayo “wake up” generasi muda. Talk about the future more”