Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMABISNISDAERAHHUKUM & KRIMINALINTERNASIONALNASIONALOLAHRAGAOPINIPARIWARAPARIWISATAPENDIDIKANPERISTIWAPOLITIKSENI & BUDAYATERBARU

Faldo Maldini Mengabdi untuk Rakyat Sejak Mahasiswa

319
×

Faldo Maldini Mengabdi untuk Rakyat Sejak Mahasiswa

Sebarkan artikel ini

RELASIPUBLIK.com Padang -“Interupsi, Pimpinan! Atas nama rakyat Indonesia, kami menolak kenaikan harga BBM,” ujar Faldo Maldini pada sidangparipurna DPR tentang penetapan kenaikkan harga BBM pada akhir Maret 2012, malam. Saat itu, ia berusia 22 tahun dan menjabat ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI).

“Waktu itu, BEM UI ikut sidang paripurna penetapan kenaikan harga BBM. Sidang yang dipimpin Marzuki Alie itu bertele-tele. Menjelang jam 12 malam, forum di-setting untuk menaikkan harga BBM. Kami, mahasiswa, melakukan lobi bahwa harga BBM boleh naik dengan beberapa syarat, antara lain, jika harga minyak dunia naik. Namun, karena sidang bertele-tele terus, akhirnya kami mulai merusuh di dalam gedung karena votingdi-setting untuk membuat harga BBM harus naik. Saat itu, PDIP dan PKSwalkout. Saya lalu meneriakkan interupsi kepada pemimpin sidang untuk menolak kenaikan harga BBM. Kami dorong-dorongan dan bertinju dengan petugas keamaan. Saya ditangkap dari tengah malam, lalu dibebaskan, dan demo lagi sampai subuh hingga harga BBM batal dinaikkan,” ujar Faldo menceritakan aksinya saat menjadi aktivis kepada Pers, Jumat (20/19).

Menurut Faldo saat itu, menaikkan harga BBM bukan hal yang bijak karena menyebabkan inflasi pada barang lain sehingga makin mempersulit masyarakat ekonomi kelas bawah, mengakibatkan bertambahnya jumlah anak putus sekolah, dan mengakibatkan gizi buruk pada kalangan masyarakat kecil.

Contoh lain kisah Faldo berjuang untuk rakyat adalah menentang PT KAI menggusur pedagang kios di Stasiun Kereta Api Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Desember 2012. Saat itu, ia bersama teman-temannya berjuang selama tiga bulan untuk mengadvokasi pedagang kecil di stasiun itu agar tidak digusur oleh PT KAI tanpa ganti rugi.

“Kami melakukan itu sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada rakyat, khususnya pedagang, yang menjadi korban kebijakan modernisasi stasiun. Tak terhitung berapa advokasi dan aksi yang dilakukan karena kami ingin memastikan pedagang tidak menjadi korban. Kami membangun semua kekuatan elemen masyarakat, termasuk pengguna kereta api, untuk memperjuangkan nasib pedagang,” tuturnya.

Ketika menjadi ketua BEM, Faldo sangat sering melakukan demo untuk membela korban-korban penindasan. Selama setahun menjadi ketua BEM, iamelakukan 43 kali unjuk rasa, antara lain, menolak kenaikan biaya kuliah, menolak penerapan UU pendidikan yang merugikan mahsiswa, menolak kenaikan harga BBM, demo evaluasi pemerintahan SBY-JK, menuntut tata kelola kampus yang lebih baik, demo bersama pedagang yang tergusur oleh PT KAI, menuntut turunya harga sembako, dan demo membela nasib dosen di UI.

“Saya sudah terbiasa membela korban-korban penindasan. Saya mengabdi kepada rakyat sejak masih mahasiswa. Bagi saya, hidup adalah pengabdian,” ucapnya.

Setelah tidak lagi menjadi mahasiswa, Faldo meneruskan pengabdiannya kepada masyarakat melalui kegiatan sosial. Pada 2015, ia menggagas komunitas Pulangkampuang.com. Ia bersama teman-temannya mendirikan komunitas itu untuk menghubungkan orang Minangkabau di manapun berada dengan menggunakan teknologi.Pulangkampuang.com membuat situs, akun media sosial, dan grup WhatsAppuntuk membuat orang Minang saling terkoneksi. Pulangkampuang.commemiliki empat aktivitas utama, yaitu bincang-bincang inspiratif, penggalangan dana, pelatihan, dan beasiswa.

“Pulangkampuang.com memiliki koneksi yang kuat untuk membuat perubahan. Hingga tiga tahun berdiri,pulangkampuang.com memiliki lebih dari30.000 anggota. Kami telah melakukan banyak kegiatan sosial, seperti membangun desa (penerangan listrik di Sungkai, Padang), sekolah (memberikan bantuan sepeda di Pariaman), dan membangun tempat ibadah. Selain itu,pulangkampuang.com sering memberikan pelatihan untuk anak muda Minang, seperti persiapan memasuki dunia kerja, membuat daftar riwayat hidup, serta memberikan beasiswa,” ucapnya.

Faldo mendirikan pulangkampuang.comuntuk mengabdi terhadap kampung halamannya, Sumatra Barat. Selanjutnya, ia punya cita-cita memperluas cakupan pengabdiannya ke seluruh Indonesia dengan membuat komunitaspulangkampung.com. Namun, sebelum itu, ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian di Sumatra Barat, terutama Padang, kota kelahirannya.

“Padang bukan Jakarta, Padang bukan Bandung, Padang juga bukan Surabaya. Kota tercinta ini adalah rumah yang istimewa untuk warganya. Tidak berarti kita tidak bisa setara dengan mereka. Tidak ada pemerintah yang hebat sendiri. Pemerintah harus didukung DPRD yang berkomitmen, partai politik yang berkomitmen, birokrat yang berkomitmen, jaksa yang hebat, polisi yang hebat, tentara yang hebat, dan tentunya masyarakat yang juga mau terlibat. Orang Padang harus punya banyak uang, teman, ilmu, dan ibadah,” ucapnya.

Siapa Faldo?

Faldo dilahirkan di Balimbiang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, pada 9 Juli 1990. Ia bersekolah di SD Adabiah Padang pada 1996—2002, SMPN 1 Padang pada 2002—2005, dan SMAN 3 Padang 2005—2008. Setamat SMA, ia melanjutkan studi ke UI, Departemen Fisika, pada 2008—2013. Di sanalah ia aktif di dunia organisasi.

“Organisasi pertama saya adalah Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Fisika UI. Saya menjadi ketua HMD Fisika UI pada 2010. Pada masa kepemimpinan saya, HMD Fisika memperoleh peringkat sebagai organisasi terbaik di UI pada 2010. Selanjutnya, saya menjadi ketua BEM FMIPA UI pada 2011. Setelah itu, saya dipercaya menjadi ketua BEM UI pada 2012,” ujarnya.

Faldo menceritakan, ia terpilih sebagai ketua BEM UI setelah memenangkan pemilihan pada 11 fakultas dari total 13 fakultas dan menjadi pemimpin dari 40 ribu mahasiswa UI ketika itu. Ia tidak menyangka bisa menjadi ketua BEM UI karena ia bukan ketua OSIS ketika SMA. Biasanya, ketua BEM UI adalah mantan ketua OSIS ketika SMA.

Kiprah Faldo sebagai ketua organisasi mahasiswa berlanjut saat kuliah diImperial College London, Inggris, Jurusan Plastic Electronics Material, Departemen Fisika pada 2013—2014. Di sana ia menjadi ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia wilayah Inggris Raya.

Setelah lulus dari Imperial College, Faldo pulang ke Tanah Air dan mendirikan Langgar Group pada 2014. Langgar Group merupakan bisnis yang bergerak dalam manufaktur, perdagangan, investasi, dan jasa. Langgar Group sedang mengembangkan bisnis industri pengolahan seperti bahan kimia dan perlengkapan rumah tangga. Selain itu memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak secara simultan mendukung kinerja perseroan. Di Langgar Group terdapat 14 perusahaan dengan kurang lebih 500 karyawan.

Selain menjadi direktur di 14 perusahaan Langgar Group, Faldo menjabat anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko PT Garuda Indonesia, sebuah organ pendukung Dewan Komisaris Garuda Indonesia khususnya memberi pertimbangan terkait pengembangan bisnis Garuda Indonesia ke depan dan memetakan segala risiko bisnis yang muncul. Ia menjadi anggota komite tersebut sejak 2015. Hingga kini, ia merupakan anggota komite komisaris BUMN termuda di Indonesia.

Sembari bekerja sebagai pemimpin perusahaan Langgar Group  dan anggota komite Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Faldo membangun komunitasPulangkampuang.com, Blajar.id, sebuah perusahaan rintisan untuk menjadi pasar bursa penyedia guru bahasa Inggris, dan Creavo, sebuah agen usaha kreatif untuk produk dan konten-konten media.

Beasiswa, pencapaian, dan penghargaan

Selama menjadi mahasiswa, Faldo memperoleh beberapa beasiswa. Pertama, Engineering and Physical Sciences Research Council Grant, 2013—2014, beasiswa yang diberikan Pemerintah Inggris untuk penelitian sains dan teknik. Kedua, Beasiswa Luar Negeri Kemdikbud 2013—2014, beasiswa yang diberikan oleh Kemendikbud RI untuk pascasarjana keluar negeri. Ketiga, Goodwill International Scholarship 2010—2012, beasiswa yang diberikan untuk mahasiswa yang berjiwa pemimpin di kampus dengan skala internasional. Keempat, Beasiswa Rumah Kepemimpinan 2010—2012, beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang memiliki karakter kepemimpinan dan keislaman yang kuat di kampus negeri terbaik se-Indonesia.

Selama menjadi mahasiswa pula Faldo mendapatkan sejumlah penghargaan.Pertama, Juara Favorit ketiga Kontes Roket Indonesia (KRI) 2010. KRI adalah kompetisi riset membuat roket dengan prinsip instrumentasi dan elektronika antarkampus se-Indonesia. Kedua, Mahasiswa Berprestasi Fakultas MIPA UI 2011 peringkat ketiga. Ia mendapatkan penghargaan itu karena memenangi kompetisi mahasiswa teladan sefakultas dan menjadi mahasiswa berprestasi pada Jurusan Fisika UI. Ketiga, juara Lomba Karya Tulis Ilmiah 2011 oleh ILMIPA. ILMIPA merupakan Ikatan Lembaga Mahasiswa Fakultas Mipa se-Indonesia.

“Saat menjadi mahasiswa, saya mewakili Indonesia pada dua acara bergengsi di dunia. Pertama, delegasi Indonesia pada International Student Energy Summit 2011 di Vancouver, Canada. Pada acara itu, saya memaparkan tulisan dan gagasan tentang potensi energi terbarukan di Indonesia dalam konferensi mewakili Indonesia. Kedua, delegasi Indonesia pada World Leadership Conference 2011, Singapore. Saya menjadi satu dari tujuh perwakilan Indonesia pada konferensi kepemimpinan anak muda sedunia itu,”tuturnya.

Sebagai seorang yang masih sangat muda dan memiliki banyak prestasi, Faldo tidak jumawa dengan segala capaiannya. Hingga kini, ia tetap belajar dan akan belajar sampai nanti, seperti judul buku yang ia buat pada 2015, yakni “Karena Selama Hidup Kita Belajar”.

“Saat ini pun saya masih belajar. Saya sedang kuliah di Pascasarjana Ilmu Politik, FISIP UI, masuk tahun 2016,” kata Faldo.

Dengan segala capaiannya, Faldo berharap bisa mengabdi kepada tanah kelahirannya, bangsanya, dan negaranya.

“Saya ingin menjadi orang yang berguna bagi banyak orang karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.(Rel/Ben/RP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *