Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMANASIONALTERBARU

Diskominfotik Sumbar Gelar Jumpa Pers, Dampak Bencana Terhadap Sektor Pariwisata

28
×

Diskominfotik Sumbar Gelar Jumpa Pers, Dampak Bencana Terhadap Sektor Pariwisata

Sebarkan artikel ini
Diskominfotik Sumbar Gelar Jumpa Pers. (Foto dok/Rls)

PADANG, RELASI PUBLIK — Bencana alam, seperti longsor, banjir dan erupsi gunung Merapi tidak terlalu berdampak pada sektor Pariwisata di Sumatera Barat.

Hal itu terungkap saat jumpa pers yang digelar Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Sumatera Barat, Jumat 21 Juni 2024, yang dipandu Kepala Diskominfotik Sumbar Siti Aisyah dan di dampingi oleh Kadis Pariwisata Luhur Budianda.

Jumpa pers tersebut mengungkap dampak bencana pada sektor pariwisata dengan menghadirkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda dan stakeholder.

“Bencana ini tidak terlalu berdampak kepada tingkat kunjungan wisatawan ke Sumbar,” kata Nasirman Chan, Ketua DPD ASTINDO Sumbar.

Dikatakannya, yang terdampak bencana itu hanya Lembah Anai, dan sekitarnya. Objek wisata lainnya di Sumbar itu aman-aman saja.

“Lokasi lain di Sumbar aman-aman saja. Sebab yang kena bencana hanya Lembah Anai,” terangnya.

Menurutnya, berdasarkan data DPD ASTINDO Sumbar, kunjungan wisatawan di Sumbar tetap berjalan lancar.

“Kunjungan utama itu kan dari Malaysia, mereka tidak terpengaruh dengan bencana di daerah kita,” ujarnya.

Dikatakannya, kunjungan yang terpengaruh adalah wisatawan lokal dan dari daerah tetangga, seperti Pekanbaru dan Sumut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengajak media yang ada di Sumbar untuk bersama-sama memajukan pariwisata di Sumbar dan bermohon untuk pemberitaannya yang positif aja. Karena negeri kita di Sumbar ini sedang mengalami bencana.

Luhur Budianda mengatakan pihaknya tetap optimistis sektor pariwisata bisa secepatnya pulih, karena itu target pergerakan wisatawan tidak perlu direvisi.

Pada 2024, Pemprov Sumbar menargetkan jumlah pergerakan wisatawan sebanyak 13,5 juta orang. Target tersebut meningkat jauh di atas target tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 8,2 juta orang.

Luhur mengatakan pihaknya menggandeng semua pemangku kepentingan terkait pariwisata untuk menyiapkan sejumlah langkah antisipasi guna mengatasi dampak bencana terhadap sektor pariwisata.

“Kita sudah undang semua pemangku kepentingan terkait pariwisata untuk membahas dan mencari solusi persoalan ini, karena kontraksi pergerakan wisatawan memang cukup besar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *