PADANG – Jumat Berkah Berbagi (JBB) Amal Salih kembali bergulir di Sekretariat Yayasan Berkah Amal Salih (BAS) di Perum Banuaran Indah, Blok AA/02, Kelurahan Banuaran Nan XX , Kec. Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (26/5/2023) siang.
JBB Amal Salih pasca Idul Fitri 1444 Hijriyah ini dihadiri Lurah Banuaran Nan XX, Defrison, ST bersama Kasi Trantib Syukur. Juga hadir, Ketua RW 10 yang juga koordinator JBB Amal Salih, Junaidi, Ketua RW 11, Drs. H. Hudi Sutomo.
Termasuk beberapa pengurus RT yang terlibat langsung, sebagai Tim Kreatif dalam JBB Amal Salih. Mereka adalah Ketua RT 04 RW 11, Saribulih (Pembina Yayasan BAS), Ketua RT 01 RW 10, Herwaty Taher (Koordinator JBB Amal Salih/Sekretaris Yayasan BAS) dan Ketua RT 04 RW 05 yang juga Instruktur Senam Kelurahan Banuaran, Suwarni/Mba Anik (Tim Kreatif).
Juga, Bendahara RT 01 RW 13 yang juga kader Yandu, Cica Susanti (Tim Kreatif), Ketua Pokja II PKK Banuaran yang juga kader Yandu, Zetri Murni (Ketua Yayasan), Kader Yandu yang merupakan tim kreatif, yakni Farida Yenti, Putri Surati, Olvy Runtuwarow, Ermasniarti serta Tim Kreatif, Mutmainah (Mba Inah) dan Lilis Jasmanidar.
Juga hadir Zulhendri Naldi dan Guru SMPN 33 Padang, Sri Wahyuni, S.Pd. Keduanya merupakan orang tua Chayara Zulfa, Hafizhah 6 juz, santri Tahfiz Amal Salih yang menyampaikan hafalan Al Qur’an di kegiatan tersebut.
Donatur tetap yang juga Penasehat JBB Amal Salih, Aipda Dian Wihendro Ratno mengaku bahagia makan bersama ini. “Walau makan bersama ini bukan yang pertama, tapi kali ini menjadi spesial. Karena selain anak yatim juga ada para kaum dhuafa. Kita selalu berupaya mendapatkan ikan kualitas ekspor. Hari ini, kita mendapatkan ikan tenggiri ukuran besar yang bisa dinikmati untuk 50 orang,” ujarnya.
Aipda Dian WR yang merupakan Anggota Reskrim Polsek Lubuk Begalung (Lubeg), Polres Kota Padang ini tidak hanya membawa ikan, tapi juga beras yang disalurkan untuk kaum dhuafa. Tak ketinggalan sukun, yang berhasil diracik oleh Tim kreatif menjadi gorengan gurih dan renyah.
Koordinator JBB Amal Salih, Herwaty Taher melaporkan untuk Jumat ini tidak hanya memberi santunan anak yatim, tapi juga beras untuk kaum dhuafa.
“Terimakasih pada Bapak Andi Bakhtiar dari Rumah Gadang Basamo Alumni SMA 1 Padang tamatan 1987 yang rutin berbagi untuk anak yatim Banuaran. Juga pada Om Dian, yang berbagi beras, ikan dan cemilan. Ucapan terimakasih juga kami haturkan pada Ani Ayam Geprek, Vegi dari RT 01 RW 10, Febra Meldi RT 05 RW 11, dan donatur lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu memberi kesehatan dan membukakan rezeki para donatur,” ujarnya.
Sementara Lurah Banuaran Nan XX, Defrison, ST sangat mengapresiasi program yang digulirkan Yayasan Amal Salih. Bahkan, dia berjanji akan ikut serta secara langsung dalam kegiatan ini.
“Kita akan dukung semua program. Karena semua ini untuk kemajuan Banuaran khususnya dan Kota Padang umumnya. Tidak semua orang bisa melakukan program seperti ini. Hanya 1 dalam 100 orang yang mau berbuat seperti ini. Apalagi, di Yayasan ada tim kreatif,” ujarnya.
Defrison juga salut dengan berbagai program di Yayasan Amal Salih. Karena, semuanya untuk kepentingan masyarakat. “Ada pelatihan menjahit, merangkai bunga dan makanan ringan. Juga ada Tahfizh, latihan tari dan kursus bahasa Inggris untuk generasi muda. Malahan sudah ada anak yang 6 juz. Terlebih lagi, semua program, gratis untuk IRT dan anak yatim. Saya akan selalu ikut serta,” ujar Defrison yang baru beberapa pekan bertugas di Banuaran ini.
Selain itu, dia juga berharap Aipda Dian WR tidak patah semangat untuk berbagi. “Pak Aipda Dian, teruslah berbagi. Semoga Allah selalu sehat dan tetap peduli,” ujarnya.
Sedangkan Pembina Yayasan BAS, Saribulih bersyukur atas dukungan lurah Banuaran. Dia yakin, Banuaran ini akan aman, nyaman dan tentram jika semua pihak saling bahu membahu.
“Pak Aipda Dian telah banyak berbuat. Bahkan, lokasi kegiatan ini akan dia rehab pada Ahad besok. Seng, kayu dan tukang telah dia sediakan. Tentu dukungan kita semua juga sangat dibutuhkan. Apapun program kita tak akan jalan, tanpa kebersamaan. Inilah yang selalu kita ciptakan di Yayasan ini,” ujarnya.
“Semua kita punya kelebihan dan kekurangan.Nan pakak palapeh Badia, nan Buto pa ambuih lasuang dan nan lumpuh pa huni jamua. Mari kita saling mengisi, untuk kemajuan negeri. Jaguang ma upiah, padi manguniang, masyarakat akan aman Santoso,” ujar Saribulih yang juga praktisi pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang ini.