Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMATERBARU

Beberkan Riset Pemetaan Pemilu 2019, KPU Sumbar Adakan Diskusi

135
×

Beberkan Riset Pemetaan Pemilu 2019, KPU Sumbar Adakan Diskusi

Sebarkan artikel ini

PADANG, RELASIPUBLIK – Untuk lebih meningkatkan partisipatif pemilih pada pemilu atau pilka mendatang, KPU Sumatera Barat melakukan Desiminasi Riset Pemetaan Persepsi Atas Penyelenggaraan dan Pendidikan Pemilih pada Pemilu 2019, Minggu (22/12), disalah satu hotel di kota Padang.

Pada acara tersebut, KPU Sumbar menghadirkan narasumber dari internal Gebril Daulai, komisoner bidang Parmas dan akademisi Vidia Eka Putra, ketua jurusan sosiologi politik UNAND.

Pada penyampaian data survey KPU, yang disampaikan Gebril Daulai terungkap kalau pemilihan serentak juga meningkatkan partisipasif pemilih.

Selain pemilu serentak meningkatkan partisipaif, penyampaian visi dan misi serta figur kandidat juga berperan beaar.

Demikian juga dengan faktor kesamaan agama calon dengan pemilih, khususnya pada level pemilih berpendidikan rendah, tidak bisa dingkari menentukan seseorang ikut memilih, dan hal ini perlu dilakukan riset lebih dalam.

Partiaipasi pemilih untuk ikut pemilu, tidak terlepas dari suksesnya coklit atau pemutahiran data pemilih, didapati dalam hasil survey ternyat 86% pemilih dikunjungi petugas.

Dalam hasil riset juga ada penemuan 10,50% tidak didata petugas, hal ini perlu didalam, sehingga pada pemili memdatang 100% masayarakat usia penilih terdata.

Selain itu, yang paling perlu disosialisasikan lebih intens adalah, bagimana masyarakat mau melakukan pengecekan namanya dalam data pemilih, karena ditemui 29% tidak melakukan.

“Kesadaran pemilih untuk mengecek apakah nama mereka ada dalam daftar penilih, ini harus lebih disosialisasikan,” ungkap Gebril.

Ditambahkannya, pemilih pemula jauh lebih intens untuk mengetahui apakah mereka terdaftar sebagai pemilij, termaauk juga faktor pendidikan mempengaruhi keaktifan pemilih.

Publik juga masih lebih suka bertanya pada petugas kelurahan atau desa atau pada RT dan RW, sementara yang mengecek pada aplikasi/DPS online sangat minim.

“Catatan penting bagi penyelenggara, karena masih ada pemilihan yang mengatakan tidak sampai informasi kepada mereka,” tambah Gebril lagi.

Meskipun sebagian besar masyarakat pemilih sudah memahami tanda gambar, tata cara pemilihan, namun pada tekhnis lainnya seperti penetapan caleg terpilih dan alokasi kursi, publik kurang terinformasi dengan baik.

Apa yang disampaikan Gebril juga dipertegas Eka Vidya, dimana pendidikan polituk amat penting dalam meningkatkan partisipasi penilih

*Pendidikan politik juga berperan aktif untuk meningkatkan partisipasi pemilih,” ulas Vidya

Dalam penilaiannya, apa yang dilakukan KPU Sumbar pada penilu lalu sudah cukup baik, namun perlu adanya inovasi yang lebih ditingkatkan, sehingga pada pemilu mendatang jauh lebih meningkat.

Diskusi yang dihadiri sekitar 100 orang peserta, terdiri dari jurnalis, staf KPU dan umum, berlamgsung lancar dan saling proaktif, antara nara sumber dan peserta.

Kasubag tekhnis dan hunas KPU Sumbar Jumiati, SIP, dalam melaksanakan kegiatan diskusi, juga merasa gembira dengan partisipasi aktif peserta.

“Kita merasa senang melihat proaktif peserta dalam memahami dan menggali apa yang ada,” tukuk Jumiati. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *