Atas nama pemerintah dan masyarakat provinsi Riau menyampaikan duka yang dalam atas musibah bencana alam yang melanda bumi minangkabau – Sumatera Barat, semoga para korban menjadi sahid husnul khotimah. Duka Sumbar duka kami juga masyarakat Riau.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau H. Hardianto dari fraksi gerindra ketika membuka pertemuan silaturrahmi Badan Musyarawarah DPRD Provinsi Sumatera Barat, Senin (13/5/2024).
Wakil Ketua DPRD Riau juga menyampaikan, prihatin dan duka pemerintah dan masyarakat Sumbar saat ini juga duka kami juga, sebagai provinsi bertangga dekat dan hubungan kekerabatan yang tidak bisa dipisahkan.
“Sejarah dan perkembangan peradaban pembangunan Riau dan Sumbar itu adalah satu rumpun melayu, dan silaturrahmi tidak akan putus dari kebutuhan hidup dan dinamika masyarakatnya,” ungkap Hardianto.
Hardianto juga menyampaikan ada banyak perobahan akhir-akhir ini di Sumatera Barat, selain berbagai aktifitas pembangunan dan kondisi bencana alam ini juga ada beberapa teman sekretariat DPRD Sumbar yang terbaik telah berpulang.
“Kemaren pada pas lebaran kami menyampaikan ucapan idul fitri kepada Saudari Rita Suzana tapi yang jawab kakaknya dan mengatakan Saudari Rita sudah tiada. Dia sosok yang selalu mengabari kami jika akan berkunjung ke DPRD Sumbar,” ujarnya.
Hardianto juga menambahkan, semoga ranah minang kembali bangkit memperbaiki keadaan memulihkan sarana tranportasi dan segera membantu rumah penduduk yang rusak menjadi baru.
“Dibalik musibah tentu ada hikmah yang mesti kita petik dalam menjaga dan merawat alam ranah minang kembali indah dan nyaman untuk dikunjungi banyak orang serta mensejahterakan kehidupan masyarakatnya,” harap doanya.
Ketua rombongan Banmus DPRD Provinsi Sumatera Barat H. Arkadius Dt. Intan Bano dalam kesempatan itu juga menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan pimpinan DPRD Provinsi Riau yang begitu baik dan bersahabat.
“Kunjungan banmus DPRD Sumbar ke DPRD Provinsi Riau telah diagenda dalam kegiatan kedewanan DPRD Sumbar. Walaupun telah melakukan perjalanan lebih dari 24 jam karena kondisi bencana kami tetap melakukan study koperatif kedewanan dan sharing informasi tentang kegiatan rencana strategis (renstra) dan rencana kerja (renja) kegiatan DPRD baik evaluasi maupun mempersiapkan renja kedepan sesuai amanat udang-undang,” katanya.
Arkadius menambahkan, dengan akan berakhirnya masa jabatan DPRD periode 2019-2024, perlu melakukan evaluasi semua tugas-tugas yang menjadi kewajiban kedewanan yang belum terselesajkan.
“Perlu Banmus menjadwalkan dalam agenda kegiatan renstra serta kegiatan yang masih dalam pembahasan. Sehingga kegiatan tersebut dapat diselesaikan telat waktu sebelum masa berakhir pada tanggal 28 Agustus 2024,” katanya.
Diskusi berjalan dengan baik dalam suasana keakraban dan persaudaraan yang cair. Ada banyak hal yang menjadi pembicaraan terutama tentang ranperda RTRW, LKPJ, ranperda RPJPD dan lain sebagainya.
Termasuk juga persoalan yang pernah heboh soal retribusi air permukaan PLTA Koto Padang. DPRD Provinsi Riau juga mengajak dan menyarankan pemerintah provinsi Sumbar mendesak pemerintah pusat untuk segera melakukan pembangunan waduk gunung Malintang segera diselesaikan agar kendali debit air yang masuk ke Koto Panjang dapat terkendali dengan baik.
Sehingga dampak banjir di kabupaten kampar dan daerah sekitarnya dapat dikurangi. Karena saat ini kondiri hulu sungai yang masuk ke Koto Panjang hampir tidak terkendali karena ada pengrusakan hutan. (Rilis)