Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BeritaPOLITIKTERBARU

Anggota DPR RI Nevi Zuairina Minta Pasokan Gas di Kepulauan Riau Memiliki Stabilitas untuk Keberlanjutan Ekonomi dan Energi

12
×

Anggota DPR RI Nevi Zuairina Minta Pasokan Gas di Kepulauan Riau Memiliki Stabilitas untuk Keberlanjutan Ekonomi dan Energi

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,RELASIPUBLIK–Hj. Nevi Zuairina, Anggota DPR RI Komisi XII, menyampaikan pandangannya terkait isu strategis pasokan gas di Kepulauan Riau (Kepri), yang menjadi faktor penting dalam keberlanjutan listrik dan industri di kawasan tersebut.

Sebagai daerah dengan potensi ekonomi besar, menurut Nevi, Kepri membutuhkan sistem pasokan gas yang stabil, andal, dan terjangkau.

“Keberlanjutan pasokan gas sangat krusial untuk mendukung operasional listrik dan industri di Kepulauan Riau, terutama di Batam yang menjadi salah satu pusat industri dan perdagangan nasional,” ujar Hj. Nevi Zuairina.

Politisi PKS ini melanjutkan, saat ini Batam mengandalkan pasokan gas sebesar 10 BBTUD untuk memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 1,5 TWh per tahun. Pasokan tersebut mendukung pembangkit listrik seperti PLTG Tanjung Uncang dan sejumlah pelanggan industri besar.

Terkait harga gas, Legislator Sumatera Barat II ini menyoroti pentingnya evaluasi keberlanjutan harga rata-rata USD 6 per MMBTU yang diterapkan untuk PLN Batam. Harga ini telah diatur melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2020, namun perlu terus ditinjau agar tidak membebani industri dan masyarakat.

“Kita harus memastikan bahwa harga gas tetap kompetitif agar dapat mendorong efisiensi bisnis, kehandalan produksi, dan keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.

Dalam sejumlah diskusi, Anggota DPR periode kedua ini juga menyerap aspirasi dari para pelaku usaha di Kepri, yang menginginkan kepastian terkait harga gas dan listrik.

“Para pelaku usaha meminta agar harga gas dan listrik tidak mengalami kenaikan, karena kestabilan harga ini sangat penting untuk menjaga daya saing industri di tengah pemulihan ekonomi,” tegasnya.

Nevi menekankan bahwa kepastian harga akan memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Anggota FPKS ini juga menyoroti peluang besar dari potensi cadangan gas raksasa di Lapangan Natuna D Alpha. Ia mendorong Pemerintah Daerah Kepri untuk memaksimalkan peluang ini dengan mengembangkan kawasan industri berbasis gas dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait manfaat ekonomi yang dapat diraih.

Selain itu, Nevi menggarisbawahi bahwa alokasi gas ekspor ke Singapura dapat dialihkan untuk kebutuhan domestik, seperti Batam. “Gas yang diekspor ke Singapura sebenarnya bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Batam. Kita juga harus mengoptimalkan gas dari lapangan-lapangan yang belum terserap, karena masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan,” jelasnya.

Nevi juga mengungkapkan perlunya sinkronisasi data antara berbagai pihak, seperti PLN dan PGN, terkait kebutuhan dan pasokan gas. “Ada potensi 90 BBTUD gas di Natuna yang tidak terserap. Jika data ini benar, jumlah tersebut lebih dari cukup untuk dialirkan ke Batam dan mendukung kebutuhan energi di Kepri,” tambahnya.

Ia juga menegaskan pentingnya rekonsiliasi data antara PLN, PGN, dan pemangku kepentingan lainnya agar perencanaan dan eksekusi dapat berjalan lebih efektif.

“Pengembangan EBT di Kepri perlu mendapat perhatian khusus sebagai langkah jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada gas,” tegas Nevi.

“Saya mengajak semua pihak, termasuk Pemerintah Pusat, Daerah, dan pelaku usaha, untuk bersama-sama memastikan pasokan gas di Kepri tidak hanya stabil, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat,” tutup Nevi Zuairina.(nzr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *